PURWOKERTO, iNews.id - Menjelang musim panen, biasanya petani dipusingkan dengan datangnya burung yang mencari makan di area persawahan. Umumnya, mereka menggunakan suara atau orang-orangan sawah guna mengusir burung.
Kini ada inovasi dari dosen program studi S1 Teknik Telekomunikasi (TT) IT Telkom Purwokerto Fikra Titan Syifa.
Ia menciptakan alat pengusir hama burung untuk area persawahan. Bertempat di Balai Desa Melung, Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, ia memperkenalkan alat tersebut kepada warga saat melakukan pengabdian masyarakat.
Area persawahan dipilih menjadi target karena dinilai masih memerlukan penerapan teknologi anti hama. Oleh karenanya, Titan menginisiasi adanya sistem otomasi sebagai jawaban atas keluhan para petani mengenai banyaknya hama yang ada, utamanya hama burung. Ini juga sekaligus menjadi modernisasi alat pengusir burung sederhana yang selama ini digunakan yaitu hanya berupa rangkaian kaleng dan tali.
Titan, begitu sapaannya, menciptakan teknologi sistem otomasi dalam bentuk penerapan guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan untuk menggunakan perangkat elektronik, seperti frekuensi akustik pada suara.
Saat pengabdian masyarakat di Desa Melung, dihadiri oleh sekitar 21 peserta yang tergabung dalam kelompok tani desa Melung. Mereka tampak antusias dan tertarik terhadap materi - materi yang disampaikan, baik saat teori hingga praktik langsung.
“Banyaknya peserta yang hadir pada kegiatan pengmas membuktikan bahwa topik tersebut dapat disambut baik oleh kelompok tani desa Melung. Mereka juga berpartisipasi secara langsung dan terlihat sungguh - sungguh dalam mengikuti pelatihan. Juga aktif bertanya terkait berbagai hal,” ungkap Titan Syifa.
Materi perakitan rangkaian sendiri terdiri dari : Teori sinyal frekuensi (infrasonik dan ultrasonik) pada corong loudspeaker alat pengusir burung; Pembacaan rangkaian skematik komponen elektronik untuk membuat alat;
Proses pemasangan dan pengaturan frekuensi dengan menggunakan IC NE555; Pemasangan catu daya menggunakan aki 12 volt; Menghitung jarak titik luas area persawahan; dan Pengenalan komponen elektronika yang diigunakan.
Pengabdian masyarakat dengan inovasi peralatan pengusir burung. (Foto: Dok IT Telkom Purwokerto)
Hasil dari pelatihan ini nantinya selain memberikan pengetahuan peserta mengenai rangkaian elektronika, yaitu IC NE555, juga dapat mengimplementasikan rangkaian alat pengusir burung secara mandiri.
Bagaimana cara kerja alat tersebut? Ia menjelaskan rancangan model alat pengusir burung menggunakan metode akustik fokus pada pengaturan sinyal suara pada amplitudo tertentu dengan frekuensi pada daerah infra-sonic yaitu daerah frekuensi audibel dimana suara masih dapat didengar oleh telinga manusia.
“Transonic yaitu peralihan dari suara audibel ke suara frekuensi tinggi yang hampir mulai tidak terdengar oleh telinga manusia maupun ultrasonic yaitu suara di daerah frekuensi tinggi dimana telinga manusia sudah sulit untuk mendengarnya,’katanya.
Sistem alat pengusir burung dengan cara akustik terdiri dari tiga bagian utama yaitu sumber pembangkit sinyal, penguat sinyal, loudspeaker.
Prinsip kerja dari sistem ini cukup sederhana yaitu pembangkit sinyal akustik dengan bantuan trimpot/potentiometer diatur pada frekuensi dan amplitudo tertentu kemudian keluarannya diperkuat oleh penguat sinyal (amplifier) dan sinyal audio akan dihasilkan oleh loudspeaker.
Sinyal dengan frekuensi tertentu tersebut kemudian dipancarkan & sinyal akustik keluaran ini akan diterima oleh burung sehingga burung merasa terganggu.
Trimpot atau potentiometer sebagai input (pengatur) memberi instruksi kepada Analog Input melalui rangkaian NE555 agar mengolah/mengatur sweep frekuensi dengan durasi waktu tertentu dan diteruskan ke DataProcessor lalu diperkuat melalui AudioProcessor.
Sweep frekuensi diperkuat oleh SignalAmplifier dan dipancarkan oleh LoudSpeaker (LS) ke arah dimana burung berada. Oleh karena itu, burung menerima suara yang tidak nyaman sehingga burung tersebut akan terbang menjauh.
Menurutnya, kegiatan tersebut nantinya akan dibagi menjadi tiga sesi, yaitu Sosialisasi dan Pengenalan pada 28 Juni 2022, Uji Coba dan Pemasangan Alat di Sawah pada 5 Juli 2022, dan yang terakhir Penerapan Sistem Otomatisasi pada 12 Juli 2022.
“Kesimpulan hari ini, para peserta dapat mengikuti materi dengan cermat. Peserta dapat mengenal berbagai komponen elektronika dan memahami konsep gelombang frekuensi sinyal akustik.”jelasnya.
Titan berharap melalui program pengmas ini, dapat membantu para petani mengusir hama burung di area persawahan, sehingga kapasitas panen dapat meningkat. Lebih lanjut, ia ingin agar peserta yang datang juga bisa menyebarluaskan informasi kepada masyarakat sekitar.
“Setelah mengikuti kegiatan ini, saya harap peserta yang hadir juga dapat menyebarluaskan pengetahuan dan informasi tentang alat ini kepada masyarakat sekitarnya, kemudian melakukan pengujian di area persawahan secara langsung,”tandasnya.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait