HARI Tasyrik dilarang puasa bagi Muslim seperti puasa Senin dan Kamis, puasa Daud, puasa qadha Ramadhan. Hari Tasyrik jatuh pada 11, 12, 13 Dzulhijjah
Namun adakah pengecualian memperbolehkan puasa di hari tasyrik? Larangan puasa pada Hari Tasyrik dalam hadits disebutkan,
أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ
“Hari-hari tasyriq adalah hari makan dan minum.” (HR. Muslim no. 1141).
Imam Nawawi berkata, “Ini adalah dalil tidak boleh sama sekali berpuasa pada hari tasyriq.” (Syarh Shahih Muslim, 8: 18)
Ustaz Muhammad Abduh Tuasikal menjelaskan, namun ada yang dikecualikan bagi yang berhaji dengan mengambil manasik tamattu’ dan qiron lalu ia tidak mendapati hadyu (hewan kurban yang disembelih di tanah haram), maka ketika itu ia boleh berpuasa pada hari tasyriq. Dari Ibnu ‘Umar dan ‘Aisyah berkata,
لَمْ يُرَخَّصْ فِى أَيَّامِ التَّشْرِيقِ أَنْ يُصَمْنَ ، إِلاَّ لِمَنْ لَمْ يَجِدِ الْهَدْىَ
“Tidak diberi keringanan di hari tasyriq untuk berpuasa kecuali jika tidak didapati hewan hadyu.” (HR. Bukhari no. 1998).
Inilah pendapat dalam madzhab Syafi’i (pendapat terbaru) dan pendapat Hambali.
Yang Ada di Hari Tasyriq
Melansir laman Rumaysho disebutkan, Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Hari-hari tasyriq adalah tiga hari setelah Idul Adha. Hari tasyrik disebut demikian karena pada hari itu kaum muslimin menyajikan kurbannya dan ada yang menjemurnya di terik matahari. Dalam hadits disebutkan dianjurkannya memperbanyak dzikir di antaranya takbir pada hari-hari tasyriq.” (Syarh Shahih Muslim, 8: 18).
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta