EKUADOR, iNews.id – Perkelahian antar-geng yang menewaskan 68 narapidana di sebuah penjara di kota Guayaquil, membuat Kepala sistem penjara Ekuador dan kepala angkatan bersenjata negara itu lengser.
Pertarungan mematikan itu terjadi di penjara yang sama ketika 119 narapidana tewas pada September, juga dalam perang geng. Butuh 900 petugas polisi untuk memulihkan situasi dan kondisi saat kerusuhan seperti dikutip dari MNC Portal Indonesia.
Lonjakan kekerasan penjara telah membayangi selama enam bulan pertama di kantor Presiden Guillermo Lasso.
Dalam wawancara dengan BBC awal bulan ini, Presiden Lasso mengatakan bahwa penjaga penjara perlu dipersenjatai agar dapat menghadapi anggota geng yang sangat terorganisir.
"Tidak mungkin sipir penjara yang hanya membawa pentungan bisa menghadapi mafia yang memiliki drone dan bahan peledak," katanya.
Insiden terbaru terjadi selama keadaan darurat 60 hari yang dinyatakan presiden di dalam sistem penjara.
Keadaan darurat berarti bahwa dana tambahan dapat dialokasikan untuk memerangi kekerasan di dalam penjara dan juga memungkinkan militer untuk membantu penjaga dan polisi dalam mengamankan penjara.
Meskipun ada tindakan ekstra, pertarungan mematikan lainnya terjadi di Lembaga Pemasyarakatan Litoral pada Jumat (12/11) malam. Analis menyalahkan lonjakan pembunuhan di penjara pada infiltrasi geng Ekuador oleh kartel kejahatan transnasional yang kuat.
Mereka mengatakan bahwa tindakan kekerasan ekstrim - seperti pemenggalan kepala dan penggunaan bahan peledak - terlihat di Lembaga Pemasyarakatan Litoral terinspirasi oleh taktik yang digunakan oleh organisasi kriminal Meksiko seperti kartel Sinaloa dan Jalisco Generasi Baru.
Gubernur setempat mengatakan bahwa perkelahian terbaru dipicu oleh pembebasan seorang pemimpin geng yang mendorong anggota geng saingan untuk mencoba menguasai salah satu sayap penjara.
"Karena bagian penjara ini tidak memiliki pemimpin setelah dia dibebaskan oleh hakim, geng lain mencoba mengepung sayap untuk melakukan pembantaian total," terang Gubernur Pablo Arose Mena.
Menurut polisi, para narapidana dipersenjatai dengan senjata api dan bahan peledak. Rekaman yang dibagikan di media sosial menunjukkan narapidana menendang dan membakar banyak tubuh manusia.
Beberapa kerabat dari mereka yang terbunuh mengatakan bahwa sementara perkelahian itu mungkin dipicu oleh persaingan geng, banyak dari korban menjalani hukuman untuk kejahatan ringan dan bukan penjahat yang keras.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait