PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id - Alat komunikasi seperti Handphone (HP) tak melulu berdampak buruk pada tumbuh kembang anak di zaman modern seperti saat ini. Penggunaan HP ternyata juga menjadi alat komunikasi dan hiburan bagi anak penyandang disabilitas berat.
Seperti yang dialami Bagus Nur Hidayat (13) yang mahir menggunakan handphone di tengah keterbatasan anggota tubuhnya. Bagus mempu menggunakan HP dengan menggunakan bibirnya untuk mencari video yang berkaitan dengan budidaya tanaman bonsai.
"Dia memang suka main HP, tahu-tahu bisa telepon ke ibunya. Dia juga senang bonsai, karena suka bonsai jadi suka lihat bonsai Made ini Bali, itu dia senang banget. Caranya dengan buka YouTube, paling senang video yang berburu bonsai sama bonsai-bonsai yang harganya mahal," kata Arianto, Ayah Bagus saat berbincang dengan iNewsPurwokerto.id usai menerima bantuan kursi roda dari PMI Banyumas, Sabtu (17/9/2022).
Kisah Penyandang Disabilitas Berat Penyuka Bonsai yang Mampu Operasikan HP dengan Bibir. Foto: Arbi Anugrah/ iNewsPurwokerto.id
Untuk dapat mengoperasikan HP di tengah keterbatasannya, Bagus biasanya menggunakan bibir atasnya untuk menggerakkan layar HP dan mencari video YouTube yang dia inginkan. HP tersebut biasanya diletakkan di sebuah meja yang sudah diganjal untuk memudahkan Bagus menggunakan handphone.
"Karena dia tidak bisa menggerakkan anggota tubuhnya dengan normal, tapi untuk menggunakan handphone dia bisa. Yang digunakan untuk mengoperasikan handphone itu bibir atas, Itu untuk menghidupkan handphone dan mengoperasikannya," jelasnya.
Anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Arianto (46) dan Muji Lestari (39) warga RT 5/8 Desa Sokaraja kulon, Kacamatan Sokaraja, Banyumas ini tak pernah menyangka jika anaknya akan menderita disabilitas berat. Bagus sudah menderita disabilitas semenjak bayi.
"Kondisi seperti ini sudah sejak lahir, kalau kata dokter disabilitas berat, karena dulu ada virusnya waktu dia masih kecil," ujar Arianto.
Berdasarkan informasi, penyandang disabilitas berat sendiri adalah penyandang disabilitas yang kedisabilitasannya sudah tidak dapat direhabilitasi, tidak dapat melakukan aktivitas kehidupannya sehari-hari dan/atau sepanjang hidupnya tergantung pada bantuan orang lain, dan tidak mampu menghidupi diri sendiri.
Meski dapat mengggunakan HP di tengah keterbatasan yang hanya bisa duduk. Tapi untuk melakukan aktivitas seperti makan, Bagus harus dibantu.
"Anaknya memang tidak bisa ngapa-ngapain, untuk setiap harinya kalau mau makan tidak bisa sendiri dan makannya harus disuapin, itu juga harus pelan. Makanya sehari-harinya paling duduk di kursi," ucapnya.
Selain itu, untuk berkomunikasi dengan Bagus akan sangat sulit bagi orang yang belum terbiasa. Bagus akan mengangguk jika lapar dan ingin makan, lalu mengangguk atau menurun kepalanya lebih dalam jika ingin ke kamar mandi.
"Untuk komunikasi sehari-hari yang belum terbiasa tidak akan mengerti, misal mau makan hanya mengerakkan kepala dengan mengangguk. Misal mau buang air besar atau mau buang air kecil dia menunduk agak ke bawah," ujarnya.
Bagus mempu menggunakan HP dengan menggunakan bibirnya untuk mencari video yang berkaitan dengan budidaya tanaman bonsai. Foto: Arbi Anugrah/ iNewsPurwokerto.id
Menurut Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Sokaraja, Titi Kurniawati yang merupakan pendamping Bagus mengatakan jika selama mendampingi Bagus selama setahun terakhir. Ia menilai jika Bagus merupakan anak yang komunikatif dan cerdas di tengah keterbatasannya.
"Yang saya lihat selama ini, anak ini punya kemauan yang keras untuk bisa lebih tahu lagi dan lebih tahu lagi. Menurut saya anak ini cerdas, karena anak ini komunikatif dan mengerti apa yang kita bicarakan," ucapnya.
Dalam pendampingan tersebut pihaknya lebih fokus pada tumbuh kembang anak dan apa yang diperlukan atau dibutuhkan oleh anak penderita disabilitas berat. Biasanya dilakukan secara berjangka untuk dilihat perkembangannya.
Sementara menurut Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono yang juga merupakan Ketua PMI Banyumas mengatakan jika PMI Banyumas tahun ini juga memberikan alat bantu jalan (kruk, walker) untuk lima orang dan juga kursi roda untuk tujuh orang.
"Pemberian bantuan kursi roda itu memang program rutin dari PMI dan hampir setiap bulan ada. Dananya dari bulan dana PMI, jadi kita mengumpulkan dana dari masyarakat kemudian didistribusikan lagi pada masyarakat yang membutuhkan. Bukan hanya bantuan kursi roda, tapi bencana alam, kesehatan dan lain-lain," ujarnya.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait