JAKARTA, iNews.id - Berbagai cara telah dilakukan oleh sejumlah kalangan ulama maupun keluarga Raja Majapahit Prabu Brawijaya V alias Prabu Dyah Kertabhumi memeluk Islam selalu gagal. Bagaimana tidak, keingin anak Raja Brawijaya V dari selir Dewi Kian, Pangeran Jimbun alias Raden Patah yang menginkan sang Prabu Brawijaya V agar memeluk agama Islam tapi gagal.
Namun, Raden Patah tak kehabisan akal, kebetulan dia, memiliki penasihat di Keraton Demak Bintoro yaitu Sunan Kalijaga yang memiliki karomah luar biasa sehingga dapat diandalkan dalam memberikan pencerahan mengenai Agama Islam kepada Brawijaya V.
Kebetulan Sunan Kalijaga adalah menantu Sunan Ampel karena menikahi Dewi Khafshah, putri Sunan Ampel dengan Dewi Chandrawati. Dengan Demikian Sunan Kalijaga juga masih cucu Sang Prabu Brawijaya V. Lalu diutuslah Sunan Kalijaga ke tempat pesanggrahan Prabu Brawijaya V di Gunung Lawu yang terkenal angker dan banyak dihuni makhluk halus tersebut.
Dalam Serat Darmoghandhul disebutkan, Sunan Kalijaga ketika berdakwah menggunakan bahasa yang penuh metafora, simbolis atau pelambang kepada Prabu Brawijaya V, yakni dengan mengonteksualkan syariat, tarekat, hakikat, makrifat dengan persenggamaan antara suami istri.
Hal ini bukan dimaksudkan menghina agama Islam, tetapi hanya dimaksudkan sebagai siasat agar Sang Prabu Brawijaya V berkenan mengucapkan dua kalimah syahadat. Karena prinsip utama dalam rukun Islam adalah syahadat.
Selain itu, karena karomah Sunan Kalijaga kedua penasihat Brawijaya V, Sabda Palon dan Naya Genggong yang terkenal sakti mandraguna dan dapat menggerakan prajurit siluman menjadi tidak berdaya dihadapan Sunan Kalijaga.
Kemudian Prabu Brawijaya V mengisyarakatkan keinginannya untuk menjadi pemeluk Islam kepada Sunan Kalijaga.
"Ngger Kalijaga, sebelum aku memeluk Agama Islam, tolonglah potong rambutku ini, " kata Brawijaya kepada Sunan Kalijaga seperti dikutip dalam buku "Brawijaya Moksa, Detik-Detik Akhir Perjalanan Hidup Prabu Majapahit, Wawan Susetya".
Melihat permintaan itu, Sunan Kalijaga masih memantapkan niat Raja Majapahit tersebut dengan berkata, " Wahai Gusti Prabu, jika Gusti Prabu meminta dipotong rambutnya, maka hendaknya berniat lahir dan batin akan mengucapkan kalimah syahadat yang berarti masuk Islam. Sebab, jika niat Gusti Prabu hanya lahirnya saja, tentu rambut Gusti Prabu tidak mempan saya potong," ujar Kalijaga.
Karena sebagai Raja Majapahit yang gemar melakukan tapa brata Sang Prabu dikenal sakti mandraguna.
"Kamu masih belum percaya padaku, Ngger Said, percayalah aku benar-benar telah lahir dan batin berniat memeluk agama Islam, " ujar Prabu Brawijaya.
Lalu Sunan Kalijaga berhasil mencukur rambut Sang Prabu Brawijaya V. Setelah itu Sang Prabu mandi besar sebagai isyarat kesungguhan memeluk Islam. Sunan Kalijaga pun membimbing Prabu Brawijaya V untuk mengucapkan kalimah syahadat. Dengan mengucapkan kalimah syahadat berarti Sang Prabu benar-benar telah memeluk Agama Islam.
Masuknya Islam Prabu Brawijaya V di depan Sunan Kalijaga tak urung menyebabkan kemurkaan Sabda Palon dan Naya Genggong. Namun keduanya tak bisa berbuat banyak dihadapan Sunan Kalijaga. Kedua penasihat spritual ini pun kemudian pergi meninggalkan Prabu Brawijaya V dengan mengeluarkan kutukan bahwa mereka akan kembali menguasai tanah Jawa 500 tahun lagi.
Setelah kepergian Sabda Palon dan Naya Genggong, maka Prabu Brawijaya V benar-benar menjalankan syariat Islam yang diajarkan Sunan Kalijaga. Dalam pergulatannya menjalankan spiritual, konon Sang Prabu Brawijaya V sampai mengalami moksa, yakni hilang beserta raganya. Wallahualam bissawab.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait