CILACAP, iNewsPurwokerto.id-Untuk memperkuat kesadaran kebangsaan para pekerja, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap mengadakan sosialisasi mengenai "Pencegahan Tindak Pidana Terorisme dan Radikalisme".
Acara ini dihadiri oleh General Manager (GM) RU IV, Edy Januari Utama, serta manajemen RU IV dan Perwira Pertiwi Pertamina dari Gedung Patra Graha Cilacap pekan lalu.
Program ini diinisiasi sebagai tindak lanjut dari penandatanganan perjanjian kerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terkait upaya pencegahan terorisme di lingkungan perusahaan milik negara, termasuk Pertamina.
Menurut Edy, sosialisasi ini dilakukan dari kantor pusat dan semua Refinery Unit PT KPI. RU IV Cilacap menjadi tempat pertama pelaksanaan program yang berlangsung selama 3 hari, mulai tanggal 25 hingga 27 September.
"Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran kebangsaan para Perwira untuk berperan aktif dalam mencegah penyebaran paham terorisme dan radikalisme di perusahaan," ungkapnya.
Sebagai salah satu objek vital nasional, Kilang Pertamina RU IV Cilacap rentan terhadap tindak pidana terorisme dan radikalisme. Oleh karena itu, para pekerja RU IV diharapkan dapat ikut berperan dalam menjaga agar kilang tetap beroperasi dengan aman, andal, efisien, ramah lingkungan, dan menguntungkan.
Edy menambahkan bahwa program ini dilaksanakan sesuai dengan regulasi BNPT tentang penanggulangan terorisme No.3 Tahun 2020, yang berjudul 'Pedoman Perlindungan Sarana Prasarana Objek Vital yang Strategis dan Fasilitas Publik dalam Pencegahan Tindak Pidana Terorisme' di lingkungan Subholding Refining & Petrochemical PT KPI.
"Selain itu, program ini juga merupakan bagian dari internalisasi nilai-nilai inti BUMN, yaitu amanah dalam menjalankan tugas dan loyalitas yang mengutamakan kepentingan bangsa," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Deradikalisasi Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi-BNPT, Brigjen (Pol) Akhmad Nurwakhid menekankan pentingnya asesmen pembinaan dan peningkatan kesadaran kebangsaan bagi semua individu di Pertamina, terutama pekerja yang menduduki posisi-strategis dalam perusahaan.
Dalam materi yang disampaikan mengenai 'Radikalisme, Terorisme & Strategi Antisipasinya', ia menegaskan bahwa tidak semua orang yang memiliki pandangan radikal adalah teroris, tetapi setiap teroris pasti memiliki pandangan radikal. "Terorisme adalah fenomena yang perlu dianalisis dari berbagai perspektif ilmu, termasuk politik, sosiologi, komunikasi, hukum, dan psikologi," paparnya.
Nurwakhid juga menyoroti faktor pemicu terorisme, antara lain politisasi agama, ketidakpuasan, kebencian, dendam, ketidakadilan, kemiskinan, serta sistem politik dan hukum yang lemah.
Selain mendengarkan presentasi, peserta juga diwajibkan mengisi lembar psikotes sebagai bagian dari asesmen psikologi yang dilakukan oleh asesor dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI).
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait