BANJARNEGARA, iNewsPurwokerto.id - Sebanyak 1.074 rumah tangga di Kabupaten Banjarnegara yang tersebar di 19 kecamatan mendapatkan bantuan pasang baru listrik gratis dari Pemerintah. Program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan rasio elektrifikasi dan membantu masyarakat memperoleh akses listrik.
"Hingga saat ini target 1.074 sambungan listrik di 19 kecamatan tersebut telah menyala seluruhnya (100%)," ujar Koordinator Standardisasi Ketenagalistrikan, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Hanat Hamidi dalam Peresmian dan Penyalaan Pertama Program BPBL Provinsi Jawa Tengah, Selasa (5/12/2023), di Desa Merden, Kecamatan Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah.
Ia menyampaikan Program BPBL dapat menambah jumlah pelanggan PT PLN (Persero) dan diharapkan dapat mengurangi susut jaringan dari penarikan-penarikan sambungan dari tetangga yang tidak sesuai dengan ketentuan.
"Sambungan listrik yang tidak sesuai dengan kaidah keselamatan ketenagalistrikan tentu sangat berbahaya, karena seperti yang kita ketahui, listrik selain bermanfaat namun juga berbahaya," Hanat menyampaikan.
Keselamatan ketenagalistrikan pada instalasi listrik rumah tangga juga disinggung oleh Anggota Komisi VII DPR RI Rofik Hananto.
"Di Banjarnegara kita masih sering melihat rumah tidak dilistriki secara mandiri, masih menyambung ke tetangga atau saudara. Ini jelas-jelas tidak laik operasi dan berbahaya bagi keselamatan warga," tuturnya.
Rofik menyampaikan apreasiasinya pada pemerintah baik pusat dan daerah termasuk Forum Koordimasi Pemerintah Daerah (Forkopimda) setempat sehingga Program BPBL berjalan dengan baik.
"Kami pastikan ke semua penerima manfaat bahwa program ini tidak menarik sepeserpun biaya. Kalau masyarakat menemui ada oknum yang memungut biaya, laporkan ke kami. Insya Allah kami bantu," tutur Rofik.
Dalam kesempatan yang sama, Asisten Ekonomi Pembangunan Kabupaten Banjarnegara Riatmojo Ponco Nugroho lebih menekankan pada potensi terbukanya peluang usaha yang muncul karena program BPBL.
"Program ini untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik terlebih listrik sudah menjadi kebutuhan pokok, bisa dimanfaatkan tidak hanya untuk penerangan tapi juga kegiatan produktif dan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat Banjarnegara,” kata Ponco.
Senada, Staf Ahli Direktur Retail dan Niaga PT PLN (Persero) Chairuddin berharap Program BPBL dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. Menurutnya, mandat dalam Peraturan Presiden tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan termasuk dalam hal menyiapkan ketersediaan dan kecukupan energi bagi keluarga tidak mampu.
“Semoga dengan program BPBL, angka kemiskinan ekstrem turun dan PLN dapat terus memberikan kemudahan layanan,” ujar Chairuddin.
Riswan (47 tahun), buruh harian lepas dari Desa Merden, merupakan salah seorang penerima manfaat program BPBL. Sehari-hari ia bekerja sebagai buruh bangunan, namun sesekali ia bekerja mencangkul di ladang orang. Ia hanya tinggal berdua dengan ibunya yang sudah berusia lanjut. Berpuluh tahun sudah ia menyalur listrik ke sebelah rumahnya.
“Dulu nggak enak sering mati lampu dan anjlog. Tidak bisa pasang listrik sendiri karena belum mampu, belum ada biayanya,” ujarnya.
Ia bersyukur sekarang sudah mendapatkan instalasi listrik sendiri di rumahnya.
“Luar biasa senang punya listrik sendiri,” tutur Riswan.
Selain meningkatkan rasio elektrifikasi, program BPBL juga diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup dan kemandirian masyarakat. Dengan memiliki akses listrik sendiri, masyarakat penerima manfaat BPBL diharapkan tidak lagi tergantung penyediaan listrik dari tetangga. Masyarakat penerima program BPBL akan mendapatkan instalasi listrik rumah berupa 3 titik lampu dan 1 kotak kontak, pemeriksaan, pengujian instalasi, penerbitan Sertifikat Laik Operasi (SLO), serta penyambungan ke PLN dan token listrik perdana.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait