PURWOKERTO, iNews.id - Wakil Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, terlihat sedikit ketakutan mendengar suara letusan saat proses pemusnahan petasan hasil sitaan di Mapolresta Banyumas, beberapa waktu lalu.
Ekspresi cemas dengan gerakan reflek menjauh dan menutup telinga saat berada dekat petasan, bisa jadi bukan sekedar ketakutan biasa lho.
Ketakutan terhadap suatu stimulus yang dalam hal ini adalah suara letusan atau ledakan, ternyata ada sebutannya, yakni fonofobia.
DIkutip dari wikipedia, Fonofobia atau disebut ligyrofobia atau sonofobia, adalah ketakutan atau kebencian pada suara keras.
Biasanya suatu peristiwa yang traumatik, sangat mengagetkan, atau menakutkan yang terjadi pada seseorang, menjadi pencetus munculnya fonofobia. Dalam kasus ini pencetus fobia adalah suara letusan dari petasan.
Dalam kondisi yang lebih berat, gejala yang mungkin bisa dialami pada seseorang yang menderita fonofobia di antaranta berdebar-debar, telinga berdenging, lemas, kebingungan, bahkan ada yang diikuti dengan sakit kepala hingga dada terasa sesak.
Untuk mengatasinya, diperlukan terapi paparan dengan membiasakan diri terhadap hal-hal yang menyebabkan fobia.
Dengan demikian, reaksi yang timbul akibat kondisi tersebut tidak lagi membuat penderitanya takut atau cemas.
Selain itu, terapi perilaku kognitif atau Cognitive Behavioral Therapy (CBT) bisa dilakukan. Jika kamu merasa mengalami fonofobia yang menganggu, kamu dapat berkonsultasi dengan psikiater. Semoga membantu.***
Editor : Franky S
Artikel Terkait