PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id-Ketika Presiden Joko Widodo atau Jokowi menemui para petani di GOR Satria, Purwokerto pada pekan lalu, ada video viral ibu rumah tangga yang membagi-bagikan kaos bergambar Ganjar-Mahfud.
Video tersebut viral, karena terlihat warga saling berebut kaos tersebut. Bahkan, ada yang kemudian mengenakannya dan berfoto.
Ternyata, ibu yang membagikan tersebut adalah Meilina, warga Purwokerto. Dia menceritakan tidak menduga kalau pembagian tersebut menjadi viral.
Namun, kata Meilina, sebetulnya dia tidak sengaja membagi-bagikan kaos tersebut. Karena pada awalnya, ia sebetulnya hanya membagi-bagikan makanan untuk para sopir yang menunggu di parkiran kompleks perumahannya yang jaraknya 1,5 kilometer (km) dari GOR Satria Purwokerto, tempat acara Presiden.
“Kejadian ini berawal dari kebiasaan saya membagikan nasi bungkus yang rutin dilakukan setiap hari Jumat maupun hari kelahiran seluruh anggota keluarga. Nah, pada Selasa (2/1) itu, saya juga membagi-bagikan makanan. Di sekitar perumahan saya banyak sopir yang duduk-duduk. Saya merasa kasihan. Saya pun berinisiatif membikin makanan yang dikemas dalam styrofoam kecil warna putih polos, ada sekitar 70 bungkus,”jelasnya.
Karena makanannya terbatas, maka dia dan asisten rumah tangganya kembali memasak dan membagi-bagikan lagi makanan kepada para sopir lagi. Kebetulan, dirinya membawa kaos yang diletakkan di motor.
“Awalnya memang berebut makanan yang saya bagikan. Tetapi kemudian ada yang tanya, soal kaos yang saya bawa. Saya bilang, ini adalah kaos Ganjar-Mahfud. Ternyata mereka pada mau dan berebut untuk mendapatkan. Ya sudah, saya kasih. Saya tidak berniat membagikan, tetapi mereka pada minta,”jelasnya.
Ternyata, kaos yang dibawanya cepat sekali habis. Lalu ada yang tanya, apakah masih ada di rumah. “Saya bilang lagi, kalau masih ada. Kemudian mereka kembali meminta. Makanya saya pulang lagi bawa mobil terus ada 300 kaos dan langsung habis. Malah ada yang foto-foto pakai kaos itu,”katanya.
Ia mengaku sama sekali tidak menawarkan kepada para sopir yang menunggu tersebut. Karena awalnya adalah pembagian makanan.
"Saya tidak menawarkan kaos itu, tapi mereka minta, ya saya kasih. Bahkan kalau dituruti akan tambah terus, apalagi acaranya sudah selesai, jadi orang-orang yang datang terus bertambah," ungkapnya.
Tetapi belakangan, katanya ada yang mempersoalkan. Ia tidak tahu, karena mereka adalah para sopir yang tidak ikut acara Presiden Jokowi. Apalagi, karak lokasi pembagian kaos
Dia mengaku kerap membagikan kaos kiriman Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud tersebut di pasar-pasar tradisional dan tidak ada persoalan.
"Intinya, pada kegiatan kemarin saya membagikan makanan, tapi karena ada yang meminta kaos, ya saya kasih," ujarnya.
Sementara Bawaslu Banyumas menyelidiki pembagian kaos tersebut. Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran, Data, dan Informasi Bawaslu Kabupaten Banyumas Yon Daryono mengatakan dalam konteks metode kampanye, penyebaran bahan-bahan kampanye harus ada surat tanda terima pemberitahuan kampanye ke polisi serta ditembuskan ke KPUD Kabupaten Banyumas dan Bawaslu Kabupaten Banyumas.
Namun, pembagian kaos bergambar Ganjar-Mahfud saat kunjungan Presiden Jokowi itu, kata dia, tidak ada STTP kampanye.
“Saat kejadian, tidak ada kami. Kami hanya mendapat informasi dari pihak lain dan setelah kami telusuri, kami tidak bisa memastikan itu siapa, apakah dia pelaksana kampanye atau tim kampanye atau pihak lain yang ditunjuk sebagai pelaksana kampanye dan didaftarkan ke KPU,”jelasnya.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait