Kemendikbudristek Ungkap 6 Kemampuan Fondasi Transisi Paud ke SD yang Menyenangkan

Arbi Anugrah
Kemendikbudristek Ungkap 6 Kemampuan Fondasi Transisi Paud ke SD yang Menyenangkan. Foto: Dok Kemendikbudristek

JAKARTA, iNewsPurwokerto.id - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus mendorong penguatan proses pembelajaran dengan mengedepankan enam kemampuan fondasi transisi Paud ke SD. Enam kemampuan fondasi tersebut tidak hanya berfokus pada baca, tulis dan menghitung saja.

"Sangat penting bagi Guru SD kelas awal, bukan hanya Guru PAUD, untuk menyasar enam kemampuan fondasi dalam pembelajaran. Bukan hanya berfokus pada baca, tulis dan hitung namun juga harus lebih holistik," kata Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Dirjen PDM) Kemendikbudristek, Iwan Syahril dalam keterangannya, Rabu (32/1/2024).

Enam kemampuan fondasi tersebut menurutnya terdiri dari 1) Mengenal nilai agama dan budi pekerti; 2) Keterampilan sosial dan bahasa untuk berinteraksi; 3) Kematangan emosi untuk berkegiatan di lingkungan belajar; 4) Kematangan kognitif untuk melakukan kegiatan belajar; 5) Pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri untuk berpartisipasi di lingkungan belajar secara mandiri; serta 6) Pemaknaan belajar adalah suatu hal yang menyenangkan dan positif.

Kemendikbudristek sendiri telah menerbitkan kebijakan terkait Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan pada Maret 2023 lalu sebagai bagian dari gerakan Merdeka Belajar. Kebijakan ini sendiri memiliki tujuan untuk mengatasi miskonsepsi terkait kemampuan yang dibangun pada anak di PAUD.

Dalam hasil studi Kemendikbudristek, terungkap bahwa masih terdapat pemahaman yang salah mengenai tes yang sangat berfokus pada kemampuan baca, tulis, dan hitung (calistung) sebagai satu-satunya bukti keberhasilan belajar. Oleh karena itu, model tes calistung ini masih digunakan sebagai persyaratan untuk masuk ke sekolah dasar.

Karena itu, Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan juga menjadi solusi atas pemahaman calistung yang dipahami secara sempit dan dianggap dapat dibangun dengan cepat. 

Dengan semangat untuk menyelaraskan proses pembelajaran di PAUD dan SD, Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan hadir sebagai solusi yang efektif dengan diterbitkannya Surat Edaran Nomor 0759/C/HK.04.01/2023 yang mengatur tentang penguatan transisi dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ke Sekolah Dasar Kelas Awal.

Direktur Sekolah Dasar, Muhammad Hasbi menambahkan, penguatan Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan sangat penting untuk mengubah miskonsepsi yang terjadi di lapangan. 

“Kemendikbudristek berkomitmen untuk mewujudkan penguatan gerakan ini agar pelaksanaannya berhasil, baik di tingkat pusat, daerah, sampai ke satuan pendidikan dan orang tua/masyarakat,” ujarnya.

Hasbi mengatakan, kegiatan sosialisasi ini adalah bentuk penguatan bagi pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait agar dapat melanjutkan keberhasilan Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan. Harapannya, gerakan ini dapat meningkatkan pemahaman Dinas Pendidikan dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) tentang Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan di daerahnya masing-masing.

“Penguatan transisi PAUD hingga SD kelas awal atau kelas 2 (dua) sebagai bentuk pemenuhan hak setiap anak,” lanjut Hasbi.

Sementara menurut Pelaksana tugas (Plt.) Direktur PAUD, Komalasari, menyebutkan jika masa transisi dari PAUD ke SD/MI merupakan momen penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Maka dari itu sudah sepantasnya satuan pendidikan di Indonesia memastikan proses ini berjalan secara baik dan menyenangkan.

"Salah satunya dengan mendukung terbentuknya kemampuan fondasi yang kokoh bagi anak-anak pada jenjang pendidikan PAUD ataupun di SD/MI kelas awal," jelasnya.

Komalasari mengungkapkan bahwa tahun lalu dunia pendidikan di Indonesia bersinergi mendorong Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan. Gerakan ini telah diimplementasikan oleh lebih dari 502 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia dan diharapkan dapat tercapai di tahun ajaran baru. 

"Target tersebut yaitu menghilangkan tes calistung dalam masa penerimaan siswa baru, menerapkan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), serta berharap satuan PAUD dan SD dapat menerapkan sistem pembelajaran yang menyenangkan untuk membangun kemampuan fondasi," jelasnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor : Arbi Anugrah

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network