Tingkatkan Kemampuan Menyeduh Kopi, Puluhan Barista di Banyumas Uji Kompetensi

Aryo Rizqi
Didalam dunia usaha kedai kopi, barista merupakan ujung tombak dan sosok penting yang dituntut memiliki kecakapan dalam meracik rasa seduhan kopi. (Foto : Aryo Rizqi)

PURWOKERTO, iNews.id - Di dalam dunia usaha kedai kopi, barista merupakan ujung tombak dan sosok penting yang memiliki keterampilan dalam meracik rasa kopi agar memenuhi harapan para pelanggan. Saat dunia kopi tumbuh, dibutuhkan barista pun semakin tinggi.

Bukan hanya harus terlihat keren dan modern, tapi juga harus memiliki kompetensi logistik yang mencukupi.

Seperti di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, setidaknya ada sekitar 200 lebih kedai - kedai kopi yang rata-rata merupakan usaha kecil kreatif yang dikelola oleh kaum muda. Maka dari itu perlunya dilakukan uji kompetensi barista, dibalik upaya mengangkat kopi di Banyumas sendiri.

Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas bersama kedai Kopi Lolana di Desa Langgongsari, Kecamatan Cilongok mengadakan kegiatan pelatihan dan bimbingan kepada barista agar dapat memiliki sertifikasi kompetensi. 

"Tujuan acara ini untuk mengenalkan kopi dan meningkatkan pengetahuan tentang kopi di Kabupaten Banyumas dari hulu sampai hilir dimana lebih fokus di barista, di penyeduhnya, berarti di kedai nya," kata Heri Purwanto, Narasumber dalam kegiatan tersebut, Sabtu (12/2/2022 ).

Dia mengatakan, untuk mengangkat kopi di Banyumas Strategi dan upaya yang diperlukan harus dilakukan dari bawah, di mana saat ini banyak bermunculan desa wisata di kabupaten Banyumas. Dari desa desa tersebut, untuk dapat mendirikan satu kedai yang nantinya dapat membantu mengangkat kopi itu sendiri.

Maka dari itu diperlukan barista-barista handal yang memiliki sertifikasi kompetensi untuk dapat mengangkat kopi dari desa tersebut. 

"Dari situ tolak ukurnya adalah mengangkat kopi Banyumas dari desa, syukur bisa serempak, berati gaungnya kopi akan lebih luar biasa," ujarnya.

Saat ini, lanjut dia, meskipun banyak bermunculan kedai kopi, namun belum banyak para penyeduh kopi atau barista yang memiliki kompetensi bersertifikat. Sehingga harga kopi tersebut akan lebih murah, dengan ada sertifikatnya maka diharapkan harga kopi itu dapat naik, karena salah menaikkan standar barista.

Jadi, sertifikat itu sertifikat yang dipegang oleh barista, harga juga naik, katanya.

setidaknya ada 25 peserta yang mengikuti kegiatan tersebut, dimana semua ilmu pengetahuan kopi dari hulu sampai hilir hulu di kupas, termasuk edukasi, pengenalan, hingga tahap penyeduhan. 

"Setelah ini ada cara menyeduh dan segala macam, lalu cara mereka berkomunikasi dengan pelanggan. Jadi tahu menu yang akan disampaikan," ucapnya.

Untuk kopi Banyumas sendiri, lanjut dia, saat ini sedang luar biasa, karena sudah ada penambahan hampir 100 ribu pohon kopi baru di seluruh Banyumas. Maka dapat dipastikan, ketika panen stok kopi akan sangat melimpah.

"Maka tujuan kegiatan ini, agar para barista ini bisa bersertifikat dan mengangkat kopi Banyumas yang saat ini jumlahnya melimpah melalui desa desa wisata," ucapnya.

Sementara menurut Fungsional Adiyatama Pariwisata, Dinporabudpar Banyumas, Bahruddin mengatakan jika perlu adanya campur tangan pemerintah dalam upaya mengangkat kopi dari sisi barista itu sendiri.

Pasalnya, dia menilai jika usaha kopi merupakan kegiatan ekonomi kreatif yang bisa menghasilkan suatu nilai tambah.

"Kalau kopi diseduh biasa namanya kopi tubruk, tapi kalau disajikan didalam sebuah kedai, ada baristanya yang terlatih, itu sudah mempunyai nilai tambah dari segi harganya. Apalagi ditunjang dengan suatu kedai yang saat ini sangat banyak dan bagus dengan pelayanan yang baik, sehingga ini sebagai sebuah produk ekonomi kreatif," ujarnya.

Maka, Dinas Pariwisata perlu melakukan intervensi atau campur tangan dengan mendukung, karena usaha milik masyarakat, itu merupakan usaha yang tidak menunggu komando dari pemerintah, mereka akan belajar dengan sendirinya.

"Kalau kita lihat kedai itu, kedai terus berkembang seperti cendawan yang tumbuh di musim hujan, kalau tidak ada di atas 200 kedai yang sudah terekam, dan yang belum banyak lagi. Campur tangan dari dinas melalui ekonomi kreatif ini membuka sebuah jalan melalui bengkel barista, bukan hanya kegiatan, tapi juga di uji kompetensi oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Selain itu, sebagai ajang silaturahmi, ini juga sebagai pengenalan bagi barista barista yang baru," tulisnya.

 

Editor : Arbi Anugrah

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network