Saat Pasien Covid-19 Kekurangan Oksigen, Mahasiswa UMP Aplikasikan Cara Ini

Aryo Rizqi
"Posisi ini telah diterima secara medis untuk meningkatkan oksigen dalam tubuh dan menciptakan kenyamanan dalam bernapas. Posisi proning dapat meningkatkan ventilasi dengan cara mempertahankan alveolar atau rongga kecil didalam paru-paru terbuka sehingga mempermudah pernapasan,” kata Ketua KKN Relawan Covid Banyumas di Rumah Karantina Diklat Baturaden Annisa Dita Dewi. (Foto : Humas UMP).

PURWOKERTO, iNews.id - Akhir-akhir ini banyak pasien Covid-19 mengalami kekurangan oksegen. Hingga saat ini belum ada pengobatan yang dianjurkan dalam mengatasi hipoksia atau kekurangan oksigen pada pasien tersebut. Meskipun demikian, penelitian terus dilakukan. 

Mahasiswa Relawan Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Banyumas, Jawa Tengah memberikan cara pengobatan suportif dan rehabilitatif dalam mengatasi hipoksia dengan penggunaan oksigen.

Menurut Ketua KKN Relawan Covid Banyumas di Rumah Karantina Diklat Baturaden Annisa Dita Dewi mengatakan ada beberapa pasien dirawat di RK Diklat yang terpakasa harus dirujuk ke rumah sakit karena mengalami hipoksia.

“Hipoksia adalah keadaan dimana saturasi oksigen dalam tubuh rendah dibawah 95%. Kondisi ini sering dijumpai pada pasien Covid-19 yang ditandai dengan perasaan sesak saat bernapas. Beberapa penelitian menjelaskan hipoksia merupakan faktor resiko terjadinya kematian yang lebih besar, sehingga sangat penting untuk memantau saturasi oksigen dalam tubuh pasien Covid-19,” kata Annisa, Selasa (27/7/2021).

Dalam mengatasi kondisi seperti ini posisi proning menjadi salah satu alternative yang dapat dilakukan untuk meingkatkan saturasi oksigen dalam tubuh. Posisi Proning yakni posisi membalikan pasien dengan tepat dan aman dari punggung ke perut dengan pasien berbaring terlungkup. 

“Posisi ini telah diterima secara medis untuk meningkatkan oksigen dalam tubuh dan menciptakan kenyamanan dalam bernapas. Posisi proning dapat meningkatkan ventilasi dengan cara mempertahankan alveolar atau rongga kecil didalam paru-paru terbuka sehingga mempermudah pernapasan,” paparnya. 

Sementara itu, Dosen Pembimbing Lapangan KKN RCB UMP Ns. Endiyono, S.Kep., M.Kep mengatakan, posisi proning diperlukan hanya ketika pasien memiliki nilai saturasi oksigen dibawah 94% atau mengalami kesulitan dalam bernapas. 

“Peralatan yang diperlukan cukup sederhana hanya 4 buah bantal yang masing masing diletakan: satu buah dibawah leher, satu buah dibawah dada dan dua buah di bawah kaki. Beberapa posisi yang dianjurkan kepada pasien ketika melakukan isolasi mandiri adalah dengan berbaring menghadap kanan, berbaring menghadap kiri, posisi terlungkup dan berbaring setengah duduk,” jelasnya. 

Dijelaskan, untuk waktu yang dianjurkan untuk melakukan posisi ini adalah 30 menit. “Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika melakukan posisi proning yakni dilarang melakukan posisi proning setelah makan, pasien yang sedang hamil, pasien yang mengalami thrombosis vena dalam, gangguan jantung dan gangguan tulang belakang, tulang paha ataupun patah tulang panggul,” pungkasnya.

 

Editor : Arbi Anugrah

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network