CILACAP, iNewsPurwokerto.id – Pengelolaan keanekaragaman hayati menjadi salah satu fokus perhatian PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap. Melalui berbagai program yang berkelanjutan sampai saat ini, menjadi bukti komitmen dan kontribusi Kilang Cilacap bagi keberlangsungan lingkungan.
Pjs. Manager Health, Safety, Security, and Environment KPI Unit Cilacap Adi Firmansyah kebijakan perlindungan dan keanekaragaman hayati penting untuk mendukung Tujuan Pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). “Selain itu, mendukung upaya pelestarian keanekaragaman hayati dengan berbagai macam program,” katanya.
Beberapa upaya perlindungan dan keanekaragaman hayati di antaranya untuk mempertahankan, melindungi dan meningkatkan jumlah spesies flora dan fauna endemik atau dilindungi minimal dua spesies per tahun.
“Selanjutnya mengintegrasikan pertimbangan konservasi keanekaragaman hayati dalam aspek lingkungan dan sosial serta menjaga keanekaragaman hayati dengan minimalisasi dampak dari operasional,” ujarnya.
Adi menyampaikan hal tersebut di hadapan mahasiswa S2 Prodi Ilmu Pengelolan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB) yang berkunjung ke Cilacap, belum lama ini.
“Termasuk pada kesempatan ini juga menjadi upaya untuk meningkatkan etika, kesadaran, serta aksi pelestarian keanekaragaman hayati di kalangan pekerja dan masyarakat,” ucapnya.
Disebutkan tiga sasaran utama perlindungan keanekaragaman hayati adalah konservasi insitu, konservasi eksitu, dan kerja sama pengelolaan keanekaragaman hayati. “Untuk konservasi insitu melalui arboretum dan rehabilitasi mangrove, serta konservasi tanaman langka di kawasan lindung,” tutur Adi.
Program konservasi insitu di antaranya arboretum mangrove Konservasi Laguna Kawasan Segara Anakan Cilacap (Kolak Sekancil) Kampung Laut.
“Hasil monitoring 2023, ada 15 spesies mangrove sejati, 5 spesies manrgove asosiasi, 37 jenis burung, 3 mamalia, dan 6 jenis hertofauna serta serapan karbon 7.144.209 Mg C,” kata Adi.
Sedangkan untuk rehabilitasi mangrove Segara Anakan, lanjut Adi, sejak 2009 sampai 2023 berhasil menanam 1,8 juta bibit mangrove pada lahan lebih dari 152 hektare. “Di Segara Anakan ada 62 spesies flora dan 25 spesies, di antaranya mangrove sejati, 89 jenis burung, 8 jenis mamalia, dan 7 jenis Herptofauna,” tuturnya.
Untuk konservasi insitu dengan pengayaan 101 jenis tanaman dilindungi di Taman Wisata Alam Gunung Selok, Kecamatan Adipala, Cilacap.
“Adapun konservasi eksitu dengan penangkaran 2 ekor burung Merak Hijau, 9 ekor Merak Biru, dan 22 ekor Rusa Timor di komplek perumahan Pertamina Gunung Simping,” ucap Adi.
Upaya lain pada konservasi eksitu adalah pembibitan 3.000 bibit tanaman di area 70 Pantai Petluk Penyu sebagai sarana edukasi dan pembesaran. Pihaknya juga menaman 100 pohon endemik Wijayakusuma Keraton sebagai ikon Kabupaten Cilacap dan 200 batang tanaman aromatik di komplek perumahan Pertamina Tegalkatilayu.
"Ini bukti sumbangsih kami pada lingkungan sekaligus pada momentum Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia yang diperingati pada Mei ini,” ujarnya.
Sementara itu, kunjungan mahasiswa S2 IPB diawali di kantor Pemkab Cilacap, dilanjutkan meninjau lokasi budidaya kepiting cangkang lunak di Kampoeng Kepiting Kutawaru sebagai binaan Kilang Cilacap. Selanjutnya melakukan tanam mangrove, kunjungan ke sentra batik mangrove dan fasilitas pengelolaan sampah Refused Derived Fuel (RDF).
Editor : Rizqa Leony PutriMPI Marketing
Artikel Terkait