JAKARTA, iNewsPurwokerto.id - Hikmah menyembelih hewan kurban pada saat di hari raya Idul Adha sungguh luar biasa besar. Ibadah kurban sangat dianjurkan bagi setiap Muslim karena pahala yang besar dan keutamaan yang diperoleh.
Mengurbankan hewan juga merupakan bukti dari keimanan dan ketakwaan seorang mukmin kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Ibadah ini merupakan cara yang mulia untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala, dan seringkali dilakukan bersamaan dengan sholat.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah." (QS Al Kautsar: 2)
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
"Katakanlah: sesungguhnya sholatku, nusuk-ku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam." (QS Al An’am: 162)
Dibeberapa tafsiran an-nusuk adalah sembelihan, seperti pendapat Ibnu Abbas, Sa'id bin Jubair, Mujahid, dan Ibnu Qutaibah. Az-Zajaj yang mengatakan jika makna an-nusuk adalah segala sesuatu yang mendekatkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, akan tetapi pada umumnya digunakan untuk sembelihan.
Lalu seperti apa hikmah menyembelih hewan kurban saat hari raya Idul Adha, berikut ulasannya, seperti dihimpun Okezone dari Muslim.or.id:
1. Bersyukur atas kehidupan dari Allah Ta'ala
Setiap mukmin wajib bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala atas nikmat hayat (kehidupan) yang diberikan. Allah Ta'ala berfirman:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih'." (QS Ibrahim: 7)
2. Sabar
Ketika seorang Muslim berkurban, maka mereka akan mengingat kesabaran Nabi Ibrahim dan Ismail Alaihissalam. Hal ini akan membuahkan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan cinta kepada-Nya yang melebihi diri sendiri dan anak-anak. Pengorbanan semacam ini adalah yang menyebabkan lepasnya cobaan dan sehingga Ismail berubah menjadi seekor domba.
Apabila setiap orang yang beriman mengingat kisah ini, seharusnya mereka meneladani kesabaran dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan seharusnya mengutamakan cinta kepada Allah Ta'ala daripada hawa nafsu dan syahwatnya.
3. Lebih baik dari sedekah
Beribadah dengan kurban lebih utama daripada bersedekah dengan uang yang setara dengan hewan kurban. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَالْبُدْنَ جَعَلْنَاهَا لَكُمْ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ ۖ فَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهَا صَوَافَّ ۖ فَإِذَا وَجَبَتْ جُنُوبُهَا فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرْنَاهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
"Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebagian dari syiar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur." (QS Al Haj: 36)
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam ayat berikutnya:
لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَٰكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ مِنْكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ
"Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik." (QS Al Haj: 37)
Syaikhul Islam dalam kitab Majmu' Fatawa menjelaskan:
والأضحية والعقيقة والهدي أفضل من الصدقة بثمن ذلك فإذا كان معه مال يريد التقرب به إلى الله كان له أن يضحي به والأكل من الأضحية أفضل من الصدقة
"Kurban, akikah, dan hadyu (menyembelih ketika haji) lebih afdal daripada sedekah senilai hewan itu. Jika ada orang yang memiliki uang, yang ingin dia gunakan untuk beribadah kepada Allah, maka selayaknya dia gunakan untuk berqurban dan makan hewan kurbannya, itu lebih afdal daripada menyedekahkannya." (Majmu’ Fatawa, 26/304)
4. Menghidupkan ajaran Nabi Ibrahim Alaihissalam
Dengan berkurban berarti menghidupkan ajaran Nabi Ibrahim –khalilullah (kekasih Allah)– Alaihissalam yang ketika itu Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan beliau menyembelih anak tercintanya sebagai tebusan yaitu Ismail Alaihissalam saat hari An-Nahr (Idul Adha).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: 'Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!' Ia menjawab: 'Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar'." (QS As-Saffat: 102)
Wallahu a'lam bisshawab.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait