Di Usia Senja 92 Tahun, Wanita Ini Sukses jadi Pengusaha yang Hartanya Tembus Rp11,54 Triliun

Aditya Pratama
Joan Payden berhasil menjadi pengusaha sukses melalui usaha yang dirintisnya. Oma alias nenek berusia 92 tahun ini, masuk dalam jajaran wanita terkaya di Amerika Serikat (AS). Foto: Ist

JAKARTA, iNewsPurwokerto.id - Joan Payden berhasil menjadi pengusaha sukses melalui usaha yang dirintisnya. Oma alias nenek berusia 92 tahun ini, masuk dalam jajaran wanita terkaya di Amerika Serikat (AS) yang memiliki usaha sendiri.

Menurut CNBC International, Payden adalah CEO Payden & Rygel, perusahaan manajemen investasi yang berbasis di Los Angeles, California, AS. Dia mendirikan perusahaan tersebut pada tahun 1983 setelah berhenti dari pekerjaan sebelumnya.

Sebagai pemilik mayoritas Payden & Rygel, kekayaan bersih Payden diperkirakan sekitar 700 juta dolar AS atau setara Rp11,54 triliun. Dia juga menjadi 'pendatang baru' dalam daftar perempuan terkaya di AS dengan usaha sendiri pada tahun 2024 yang baru-baru ini diterbitkan oleh Forbes.

Payden & Rygel kini mengelola aset lebih dari 161 miliar dolar AS atau setara Rp2.654 triliun dan memiliki hampir 240 karyawan di berbagai kantor.

Perjalanan Payden menuju kesuksesan berlangsung selama beberapa dekade. Setelah mengambil jurusan matematika dan fisika di Trinity College di Washington DC, Payden bekerja sebagai salah satu dari sedikit insinyur perempuan di sebuah perusahaan yang membangun kilang minyak di New Jersey pada 1950-an. Namun, dia menjadi korban PHK massal setelah tiga tahun bekerja.

Setelah itu, dia beralih ke sektor keuangan dengan memanfaatkan latar belakang pendidikannya di bidang matematika. Dia bekerja sebagai junior associate di Merrill Lynch.

Beberapa tahun kemudian, Payden pindah ke Los Angeles untuk bergabung dengan Scudder, Stevens & Clark, perusahaan pengelolaan uang bergengsi. Setelah beberapa kali mencoba promosi, dia menjadi mitra perempuan pertama di perusahaan tersebut. Dia sempat mengalami kegagalan karena tidak bermain golf pada pertemuan tahunan di lapangan khusus pria.

“Mereka mengadakan pertemuan tahunan di lapangan golf yang sangat besar dan bergengsi dan tentu saja mereka tidak mengizinkan perempuan masuk. Jadi, aku duduk di teras,” kata Payden kepada siswa di Notre Dame pada tahun 2011.

Kemudian, pada tahun 1983 dia khawatir akan terjebak di tempat yang sama selama satu dekade dan memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya. Dia pun mengajak rekannya Sandra Rygel untuk bergabung dengannya, dengan modal sejumlah uang yang dimilikinya untuk membentuk Payden & Rygel.

Pada saat itu, Payden tidak sepenuhnya yakin bahwa langkah tersebut akan membuahkan hasil.

“Selalu ada kekhawatiran. Ketika saya mendirikan perusahaan, saya khawatir tidak akan mendapatkan klien. Tapi itu tidak masalah,” ucap Payden kepada The Los Angeles Times.

Sejak saat itu dia membangun perusahaannya menjadi salah satu perusahaan manajemen investasi swasta terbesar di AS. Sementara, mantan perusahaannya, Scudder, Stevens & Clark, diakuisisi oleh perusahaan asuransi Swiss, Zurich Insurance Group, dengan nilai hampir 1,7 miliar dolar AS pada tahun 1997.

Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network