PURBALINGGA, iNewsPurwokerto.id –Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinpermasdes) Kabupaten Purbalingga, terus mendorong kemandirian dan kesejahteraan masyarakat desa di Purbalingga. Upaya yang dilakukan adalah dengan memfasilitasi percepatan pembangunan desa melalui bantuan keuangan khusus (BKK) kepada pemerintah desa.
"Pada tahun 2023, total anggaran yang dialokasikan, termasuk di APBD perubahan, mencapai 28,09 miliar rupiah. Sedangkan pada tahun 2024 ini, anggaran dari APBD murni saja sebesar 15,30 miliar rupiah. Anggaran ini bertujuan untuk membantu pemerintah desa dalam menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat desa," kata Kepala Dinpermasdes Purbalingga, Eni Sosiatman, saat kegiatan Apresiasi Bangga Membangun Desa di GOR Indoor Sasana Krida Perwira Kabupaten Purbalingga, Rabu (21/8/2024).
Sementara menurut Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi), kegiatan Apresiasi Bangga Membangun Desa adalah bentuk penghargaan dari pemerintah daerah kepada pemerintah desa.
"Kegiatan ini sebagai pemacu semangat bagi desa dan jajaran pemerintah desa agar mereka benar-benar dapat mengoptimalkan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pemberdayaan di desa. Kami juga memberikan apresiasi dan reward kepada desa yang menunjukkan kinerja terbaik. Semangat berkompetisi penting untuk memacu kita semua menjadi lebih baik," ujar Tiwi.
Sebagai bentuk apresiasi, desa pemenang mendapatkan hadiah berupa satu unit sepeda motor. Penghargaan ibadah umrah gratis juga diberikan kepada kepala desa dan perangkat desa terfavorit.
Menurut Kepala Desa Karangklesem, Suwatyo, penerima penghargaan kategori percepatan penurunan stunting tertinggi, mengungkapkan keberhasilan desanya menurunkan angka stunting berkat kolaborasi berbagai pihak, diantaranya bidan desa, kader kesehatan, PKK, dan posyandu.
Bahkan, Desa Karangklesem juga telah menganggarkan dana desa sebesar Rp60 juta sebagai upaya penanganan stunting. Diantaranya untuk posyandu, alat kesehatan, serta tambahan gizi bagi anak-anak stunting.
"Kami mengalokasikan 50 ribu rupiah per anak per bulan untuk tambahan gizi, dan alhamdulillah, jumlah anak stunting yang semula 36 sekarang tinggal 6," jelasnya.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait