KIEV,iNews.id - Tentara Rusia stres, bahkan salah satu dari mereka terlihat dalam rekaman video sedang menangis.
Mereka merasa dijadikan "umpan meriam" dan mengeklaim tidak tahu bahwa mereka dikirim ke medan perang.
Laporan lain menyatakan beberapa tentara Presiden Rusia Vladimir Putin mengalami demoralisasi, kecewa, dan melarikan diri dari perang di Ukraina. Ada juga yang menyerah tanpa perlawanan.
Pesan radio yang disadap menunjukkan pasukan Moskow tidak mematuhi perintah dari komandannya untuk menyerang kota-kota Ukraina, dan mengeluh tentang kehabisan makanan dan bahan bakar.
Komandan sniper Rusia yang berbasis di wilayah Rostov bersama lusinan tentara lainnya ditahan militer Ukraina. Foto/Facebook/Oleg Sinegubov
Rekaman yang diperoleh oleh perusahaan intelijen Inggris; ShadowBreak, salah satunya menunjukkan seorang tentara Rusia sedang menangis. Dalam rekaman lain, seorang tentara Moskow kehilangan kesabaran ketika dia bertanya kapan makanan atau bahan bakar akan tiba.
“Kami sudah di sini selama tiga hari! Kapan itu akan siap? ” teriaknya, seperti dilansir The Telegraph, Kamis (3/3/2022).
Rekaman ketiga menampilkan ketegangan di mana tentara Rusia yang sama menolak untuk menggunakan artileri di suatu daerah sampai warga sipil pergi.
"Beberapa pesan adalah bukti kejahatan perang karena mengungkapkan bahwa Kremlin memerintahkan pasukan Rusia untuk menembakkan rudal ke daerah perkotaan," kata pendiri ShadowBreak, Samuel Cardillo.
Video terpisah menunjukkan pasukan Rusia yang frustrasi mundur. Ada juga seorang tentara yang mengirim SMS kepada ibunya: "Satu-satunya hal yang saya inginkan saat ini adalah bunuh diri." Seorang pejabat senior pertahanan Amerika Serikat (AS) mengatakan kepada wartawan pada hari Selasa bahwa pasukan Rusia telah menghadapi masalah besar setelah harapan Putin untuk mengambil alih Kiev dengan cepat telah pupus.
Beberapa unit dilaporkan kehabisan makanan dan bahan bakar, sementara sejumlah pasukan sangat tidak berpengalaman, dan bahkan tidak tahu bahwa mereka sedang dikirim ke medan pertempuran.
"Tentara yang putus asa menghindari pertempuran bahkan sengaja membuat lubang di tangki bensin kendaraan mereka," kata seorang pejabat AS kepada The New York Times.
Sejumlah video dan foto yang belum diverifikasi di media sosial menunjukkan kendaraan militer Rusia yang mahal ditinggalkan oleh pasukan, seringkali dengan bahan bakar dan muatan penuh.
Satu foto menunjukkan tank bersenjata TOS-1A termobarik Rusia-yang disebut "bom vakum" direbut oleh tentara Ukraina. Rob Lee, seorang mahasiswa PhD di King’s College London’s Department of War Studies, berbagi foto-foto sistem pertahanan udara jarak pendek Rusia, Tor-M2, yang ditinggalkan oleh pasukan Rusia di Ukraina.
Di Mykolaiv, peralatan Rusia ditinggalkan dengan mesin berjalan di sisi jalan. Selain itu, banyak tentara dikejutkan oleh reaksi balasan dari warga sipil Ukraina terhadap invasi mereka.
Dalam sebuah video yang diposting ke halaman Facebook layanan keamanan Ukraina, seorang tentara Rusia yang terluka duduk di depan bendera Ukraina. "Ini bukan perang kami. Para ibu dan istri, kumpulkan suamimu. Tidak perlu berada di sini," katanya. Rekaman lain menunjukkan seorang tahanan Rusia yang diborgol sambil menangis berkata ke arah kamera: "Mereka bahkan tidak mengambil mayat, tidak ada pemakaman."
Seorang tentara Rusia lainnya yang ditangkap mengatakan bahwa dia telah dipaksa untuk menyerang para warga sipil di Ukraina yang hanya mempertahankan wilayah mereka.
"Tidak ada yang menyerang kami dan apa yang diinginkan Rusia dari perang, saya tidak bisa dimengerti. Ayah, ibu, saya mencintaimu.” Militer Rusia tidak mengomentari setiap video atau foto tentang kondisi tentaranya di Ukraina.
Namun, mereka mengakui sekitar 498 prajurit tewas dan hampir 1.600 tentara terluka selama serangan yang sedang berlangsung di Ukraina. Kementerian Pertahanan Rusia membantah laporan bahwa ada korban "tak terhitung" selama konflik hingga saat ini. Kementerian tersebut menyebut itu sebagai disinformasi yang disengaja disebarkan oleh musuh.
Menurut perkiraan militer Rusia, unit tentara Ukraina dan paramiliter sayap kanan Kiev kehilangan sedikitnya 2.870 tentara, sementara 3.700 orang lainnya menderita berbagai luka. "Sekitar 572 prajurit Ukraina ditawan,” papar Kementerian tersebut.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait