PURBALINGGA, iNewsPurwokerto.id-Di Purbalingga, terdapat sebuah kampung yang kini dikenal sebagai kampung mati. Lokasinya berada di Dusun Cikal, Desa Jingkang, Kecamatan Karangjambu.,
Kampung ini terletak di tengah hutan, jauh dari keramaian, dengan akses yang hanya bisa ditempuh melalui perjalanan kaki. Meski penuh misteri, cerita dari kampung ini mengungkapkan sisi lain kehidupan yang jarang diketahui.
Perjalanan menuju kampung mati ini bukanlah hal yang mudah. Pengunjung harus melewati jalan setapak yang mengelilingi tebing-tebing curam dan ladang sawah di perbukitan.
Kampung mati itu perlahan terlihat di kejauhan, tampak seperti sebuah titik kecil di lereng bukit yang dikelilingi oleh pepohonan lebat.
Suara jangkrik mengiringi perjalanan, menambah suasana sepi dan mencekam. Di beberapa titik, pengunjung juga harus melintasi sungai kecil yang airnya jernih.
Kampung ini mulai ditinggalkan oleh warganya setelah bencana longsor melanda pada tahun 2018. Longsor terjadi di dua titik, tepat di atas kampung.
Meski longsor tersebut tidak mengenai rumah warga, ancaman longsor susulan membuat para penduduk memilih untuk meninggalkan kampung demi keselamatan. Kini, hanya satu keluarga yang bertahan di kampung tersebut, yaitu keluarga Pak Muhsori.
Banyak rumah di kampung ini masih berdiri kokoh meski telah lama ditinggalkan. Namun, sebagian besar halaman rumah kini dipenuhi semak belukar, dan beberapa bangunan tampak mulai rusak akibat tidak terawat.
Pak Muhsori dan istrinya menjadi satu-satunya penghuni yang tersisa di kampung mati ini. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka mengandalkan pedagang sayur yang datang setiap dua minggu sekali.
Pak Muhsori bercerita bahwa selama tinggal di kampung ini, ia pernah mengalami peristiwa mistis.
Suatu hari, ia mendengar suara seperti orang bermain bola di sekitar rumah. Namun, ketika ia mencoba mencari sumber suara, tak ada seorang pun di sana.
“Kalau dengar suara seperti itu, saya malah ingin lihat. Tapi setelah dilihat, ternyata tidak ada,” ujar Pak Muhsori dalam video yang diunggah di kanal YouTube Jejak Bang Ibra.
Di balik kisah suramnya, kampung mati ini menyimpan keindahan alam yang menakjubkan. Pepohonan rindang, udara segar, dan aliran sungai kecil yang bening menjadikan tempat ini terasa damai meski terkesan mencekam.
Tak heran, beberapa orang masih sering mengunjungi kampung ini untuk melihat lahan kebun mereka yang masih produktif.
Meski memilih tetap tinggal, Pak Muhsori tidak menampik adanya rasa khawatir. Saat hujan deras turun, ia dan istrinya lebih memilih mengungsi ke rumah anak mereka yang berada di luar kampung.
“Kalau hujan deras, saya mengungsi ke rumah anak,” ungkapnya.
Kisah kampung mati di Purbalingga ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan terhadap bencana alam.
Di sisi lain, ia juga menyajikan cerita menarik tentang keberanian dan ketabahan manusia untuk bertahan hidup di tengah keterasingan.
Kampung ini tidak hanya menyimpan jejak kehidupan yang pernah ada, tetapi juga menjadi saksi bisu dari sejarah dan perjuangan warganya.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait