Kebumen Masih Hadapi 13.660 RTLH, Wamen PKP Tawarkan Tiga Solusi Percepatan Perumahan

Elde Joyosemito
Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (Wamen PKP), Fahri Hamzah, melakukan kunjungan kerja ke Kebumen. (Foto: istimewa)

KEBUMEN, iNewsPurwokerto.id – Persoalan perumahan di Kabupaten Kebumen masih menjadi pekerjaan rumah serius bagi pemerintah. Hingga pertengahan 2025, tercatat terdapat 13.660 unit Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dan backlog perumahan mencapai 5.287 unit. Kondisi ini menunjukkan besarnya kebutuhan intervensi dari pemerintah pusat maupun daerah.

Menanggapi situasi tersebut, Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (Wamen PKP), Fahri Hamzah, melakukan kunjungan kerja ke Kebumen pada Sabtu (19/7/2025). Ia disambut langsung oleh Bupati Lilis Nuryani dan Wakil Bupati Zaeni Miftah di Pendopo Kabumian. Turut hadir dalam kesempatan itu mantan Bupati Kebumen Mohamad Yahya Fuad, jajaran Forkopimda, perwakilan Dinas PKP Jawa Tengah, Bank Jateng, serta BTN Cabang Kebumen.

Dalam sambutannya, Bupati Lilis menyambut baik kehadiran Wamen dan menyebut kunjungan ini menjadi semangat baru untuk mempercepat penanganan persoalan perumahan dan permukiman di Kebumen. Pemerintah daerah, kata dia, telah mengajukan proposal pembangunan dan renovasi RTLH untuk tahun anggaran 2026 ke kementerian terkait.

Selain itu, Pemkab Kebumen tengah mengembangkan skema Kredit Bangun Rumah di Desa Bojongsari, Kecamatan Alian, dengan menyediakan rumah tipe 22 senilai Rp88,5 juta dan tipe 30 seharga Rp100,2 juta.

Bupati Lilis juga berharap dukungan penuh dari pemerintah pusat terhadap program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Ia menekankan bahwa sektor perumahan menjadi bagian penting dalam misi pembangunan Kabupaten Kebumen 2025–2029, khususnya dalam mewujudkan infrastruktur yang merata dan ramah lingkungan.

Untuk tahun anggaran 2026, sektor perumahan masuk dalam lima prioritas pembangunan daerah dengan alokasi anggaran indikatif sebesar Rp5 miliar. Beberapa program strategis yang akan dijalankan antara lain

Program strategis di sektor perumahan yang dirancang Pemerintah Kabupaten Kebumen mencakup pengembangan perumahan melalui rehabilitasi rumah bagi korban bencana serta pembangunan hunian yang memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM). Selain itu, penataan kawasan permukiman juga menjadi fokus utama, khususnya di wilayah kumuh dengan luas di bawah 10 hektare, guna menciptakan lingkungan yang lebih tertib dan layak huni.

Upaya lainnya diarahkan pada pencegahan tumbuhnya kawasan kumuh baru, dengan mengedepankan perencanaan tata ruang yang lebih baik. Pemerintah daerah juga akan mengoptimalkan program peningkatan prasarana, sarana, dan utilitas umum (PSU), yang mencakup penguatan akses terhadap sanitasi, pengelolaan air limbah, pembangunan jaringan drainase, serta sarana transportasi untuk menunjang kualitas hidup masyarakat.

Bupati Lilis juga menyampaikan permohonan agar harga rumah subsidi di Kebumen—yang menyandang status sebagai daerah termiskin di Jawa Tengah—dapat diturunkan di bawah Rp100 juta serta memperbolehkan pembangunan rumah di atas tanah milik sendiri, bukan milik pengembang. Usulan bantuan stimulan perumahan swadaya (BSPS) tahun 2026 pun diserahkan langsung kepada Wamen Fahri.

Dalam arahannya, Fahri Hamzah menyoroti tingginya angka kemiskinan di Kebumen dan menyebut ketimpangan sebagai isu utama. “Kita harus akhiri ketimpangan. Kabupaten Kebumen ini yang termiskin di Jateng,” ujarnya tegas.

Wamen Fahri juga memaparkan tiga program utama Kementerian PKP dalam rangka mempercepat pembangunan perumahan nasional yakni Program Renovasi 2 Juta Rumah per Tahun menjadi salah satu prioritas nasional yang diusung Presiden. Skema ini menggunakan pola Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dengan alokasi anggaran sebesar Rp21,8 juta untuk setiap unit rumah. 

Rinciannya meliputi Rp1,8 juta untuk persiapan, Rp2,5 juta untuk upah pemilik rumah, serta Rp17,5 juta untuk pembelian bahan bangunan. Dalam implementasinya, Wakil Menteri Fahri Hamzah juga mendorong peran koperasi sebagai pemasok bahan bangunan, serta menekankan pentingnya sanitasi sehat dan kelengkapan rumah yang memenuhi standar dasar seperti alas, dinding, dan atap (aladin).

Sementara itu, Restorasi Kawasan Pesisir menjadi fokus program lainnya, dengan target 1.000 titik kawasan di berbagai wilayah pesisir Indonesia. Program ini akan dikelola secara kolaboratif bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dengan anggaran berkisar antara Rp20 hingga Rp22 miliar untuk setiap kawasan. Inisiatif ini bertujuan memperbaiki kondisi lingkungan, meningkatkan kualitas permukiman, serta mendukung ekonomi masyarakat pesisir.

Untuk mengatasi backlog perumahan nasional yang saat ini diperkirakan mencapai 10 juta unit, Fahri Hamzah mengusulkan pembangunan rumah vertikal di wilayah dengan kepadatan tinggi. Menurutnya, hunian vertikal menjadi solusi realistis di tengah keterbatasan lahan, sekaligus mempercepat penyediaan tempat tinggal layak bagi masyarakat perkotaan yang terdampak kekurangan hunian.

Menurut Fahri, tingginya harga rumah menjadi salah satu akar permasalahan perumahan di Indonesia yang perlu segera dicarikan solusi agar masyarakat berpenghasilan rendah bisa memiliki tempat tinggal layak.

Editor : EldeJoyosemito

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network