Pertama di Banyumas, Inilah Sekolah yang Ditetapkan Sebagai Satuan Pendidikan Aman Bencana

Elde Joyosemito
BPBD Banyumas menetapkan Sekolah Tiga Bahasa Putera Harapan (Puhua School) Purwokerto sebagai Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).(Foto: iNewsPurwokerto)

PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas menetapkan Sekolah Tiga Bahasa Putera Harapan (Puhua School) Purwokerto sebagai Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).

Di Banyumas, Puhua School merupakan sekolah yang pertama sebagai SPAB. Hasil tersebut merupakan bagian penting dalam kepedulian terhadap potensi bencana.

Kepala Pelaksana BPBD Banyumas Budi Nugroho mengatakan di kabupaten setempat ada dua bencana potensial yang terjadi yakni cuaca ekstrem dan gempa bumi. Sehingga potensi itu harus disikapi dengan bijak dengan melakukan mitigasi.

"Sekolah Puhua menjadi sekolah pertama yang telah memenuhi syarat sebagai satuan pendidikan aman bencana dengan 17 indikator yang ada. Nantinya, sekolah-sekolah lain bisa mereplikasi apa yang telah dipraktikkan di Puhua. Apalagi, tahun ini ada 40 sekolah yang telah mengajak kerja sama dengan BPBD terkait dengan satuan pendidikan aman bencana," katanya usai peresmian pada Jumat (25/7/2025).

Langkah ini merupakan hasil dari proses panjang sejak Juni 2025, yang mencakup observasi teknis, Focus Group Discussion (FGD) multipihak, analisis risiko bencana berbasis INARISK (Indonesia Risk Assessment) BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), pembentukan Tim Siaga Bencana, hingga pelaksanaan simulasi gempa dan edukasi mitigasi bencana bagi seluruh warga sekolah, termasuk siswa KBTK.

“Ini adalah momentum penting. Puhua menjadi sekolah pertama yang diresmikan sebagai SPAB di Banyumas. Ini bukan hanya soal gedung yang tahan bencana, tapi tentang bagaimana komunitas sekolah memiliki kesadaran, kemampuan, dan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana,” jelasnya.

Sementara Ketua Yayasan Putera Harapan Banyumas Yudi Sutanto memberikan apresiasi atas pendampingan BPBD Banyumas dalam membangun budaya sadar bencana di lingkungan pendidikan. Ia menyebut program tersebut telah memberikan tahapan pembelajaran yang lebih baik dan aman bagi seluruh warga sekolah.

“Kami percaya membangun budaya aman bencana merupakan investasi pendidikan berkelanjutan. Ini bukan hanya soal perlindungan fisik, tetapi juga pembentukan karakter tangguh dan empati bagi generasi mendatang,” ujar Yudi.

Sebagai tindak lanjut, Puhua School akan menjalankan monitoring dan evaluasi tahunan serta melanjutkan pelatihan dan simulasi kebencanaan secara rutin. Program ini juga mencakup pengembangan materi intrakurikuler dan ekstrakurikuler berbasis pengurangan risiko bencana (PRB) dengan melibatkan tiga kepala sekolah di tiga unit pendidikan, yakni KBTK, SD, dan SMP-SMA.

Di tempat yang sama, Direktur Puhua School Chen Tao Laoshi mengatakan selama ini, setiap semester selalu ada gelaran simulasi bencana di sekolah setempat. "Setelah kami tahu ada satuan pendidikan aman bencana, maka kami berinisiatif untuk ikut serta sehingga dapat meningkatkan keamanan anak-anak sekolah dari bencana," jelasnya.

Menurut Chen Tao, ke depannya Puhua tidak hanya menyelenggarakan simulasi atau memasukkan materi bencana dalam pelajaran saja, tetapi lebih dari itu bagaimana bisa membangun budaya aman bencana. "Tujuan kami adalah menyelenggarakan pendidikan yang aman, nyaman, dan sehat," tandasnya.

Editor : EldeJoyosemito

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network