JAKARTA, iNewsPurwokerto.id - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) terus berupaya menciptakan sistem pendidikan yang melahirkan generasi pembelajar sepanjang hayat, inovatif, dan siap menjadi pemimpin masa depan. Salah satu langkah nyatanya diwujudkan melalui gelaran Lomba Kompetensi Siswa (LKS) Nasional Pendidikan Menengah (Dikmen) ke-33 Tahun 2025.
Ajang tahunan ini bukan hanya menjadi ajang unjuk kebolehan keterampilan siswa, tetapi juga berperan sebagai wadah pembentukan karakter, penguatan cita-cita, dan pengasahan kompetensi yang relevan dengan tantangan era modern.
Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen, Suharti saat membuka LKS Dikmen 2025 di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bisnis dan Pariwisata, Depok, Senin (28/7) kemarin menjelaskan bahwa LKS tahun ini mengalami peningkatan dari sisi partisipasi. Jika sebelumnya hanya terbuka bagi siswa SMK, kini siswa SMA dan MA pun mendapat kesempatan yang sama untuk ikut serta. Demikian pula sebaliknya, siswa SMK kini dapat mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN).
“Kebijakan ini merupakan bentuk pendekatan berbasis minat dan bakat. Kami ingin semua siswa, dari jalur manapun, mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan potensinya,” ujar Suharti dalam keterangannya dikutip Selasa, (29/7/2025).
Hingga pekan ketiga Juli 2025, tercatat sebanyak 1.318.615 siswa dari seluruh Indonesia telah mendaftar di berbagai ajang talenta nasional. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibanding tahun sebelumnya yang mencatat partisipasi sekitar 1,2 juta siswa.
Pemerintah juga berkomitmen memberikan dukungan menyeluruh melalui program beasiswa, pengembangan talenta, serta penguatan koneksi antara pendidikan dan dunia industri agar lulusan siap bersaing secara global.
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Fajar, turut menegaskan pentingnya penguatan pendidikan berbasis STEM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics) dalam menghadapi era industri 4.0 dan ekonomi berbasis inovasi.
“Kita tidak bisa bergantung selamanya pada sumber daya alam. Masa depan ekonomi Indonesia akan digerakkan oleh inovasi dan teknologi. Karena itu, pendidikan kita harus mampu melahirkan generasi yang adaptif dan kompeten secara digital,” jelasnya.
Sebagai bentuk konkret, Kemendikdasmen telah menerapkan mata pelajaran koding dan kecerdasan buatan (AI) dalam kurikulum terbaru melalui Permendikdasmen Nomor 13 Tahun 2025. Kebijakan ini diberlakukan secara bertahap sejak tahun ajaran 2025 dan bertujuan tidak hanya mengenalkan teknologi, tapi juga mengasah pola pikir komputasional serta kemampuan memecahkan masalah secara sistematis.
Pemerintah juga mulai menekankan pendekatan deep learning atau pembelajaran mendalam. Melalui metode ini, siswa diajak mengaitkan teori dengan praktik nyata, berpikir kritis, serta memahami berbagai permasalahan dari perspektif multidisipliner.
Di tengah arus teknologi yang kian cepat, pendidikan karakter juga menjadi fokus utama. Dalam sambutannya, Wamen Fajar mengingatkan pentingnya menanamkan nilai empati dan kemanusiaan dalam pendidikan.
“Kecerdasan buatan bisa meniru pengetahuan, tetapi tidak bisa menggantikan empati dan nilai kemanusiaan. Pendidikan kita harus humanis, memanusiakan manusia,” tegasnya.
Menutup sambutannya, Fajar menekankan bahwa pembinaan talenta muda hari ini merupakan investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa. Ia optimistis bahwa 25 tahun ke depan, generasi yang saat ini tengah dibina akan menjadi pilar penting dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
“25 tahun lagi adalah waktu yang cukup untuk adik-adik tumbuh menjadi tokoh-tokoh penting di republik ini. Cintai negeri ini, karena negara ini juga sedang menyiapkan jalan untukmu melalui beasiswa, dukungan regulasi, dan akses ke perguruan tinggi dunia,” tutupnya.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait