BMKG Sebut Cuaca Ekstrem Picu Bencana Hidrometeorologi

Elde Joyosemito
Curah hujan dengan intensitas sangat lebat hingga ekstrem melanda wilayah Banyumas, Purbalingga, dan Cilacap pada Minggu (3/8/2025) malam. (Foto: BPBD Banyumas)

PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.idCurah hujan dengan intensitas sangat lebat hingga ekstrem melanda wilayah Banyumas, Purbalingga, dan Cilacap pada Minggu (3/8/2025) malam.

Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan hujan ekstrem tersebut memicu sejumlah bencana hidrometeorologi, seperti banjir, genangan air, dan potensi longsor di beberapa titik rawan.

Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo, mengungkapkan curah hujan yang terjadi pada hari itu tergolong tidak biasa. “Di Banyumas, hujan sangat lebat terjadi di Kecamatan Baturraden dengan intensitas 139 mm. Sementara hujan ekstrem tercatat di pos hujan Sumbang sebesar 195 mm dan Ketenger mencapai 205 mm,” jelas Teguh, Senin (4/8/2025).

Hujan dengan kategori serupa juga terjadi di Kabupaten Purbalingga. Menurut Teguh, intensitas hujan sangat lebat terukur di Trenggiling (105 mm), Talagening (131 mm), Karanganyar (130 mm), dan PU Purbalingga (141 mm). “Sedangkan kategori hujan ekstrem terjadi di Losari/Rembang dengan curah hujan 286 mm dan Banjarkerta sebesar 205 mm,” tambahnya.

BMKG mencatat sejumlah faktor yang memicu tingginya curah hujan pada awal Agustus 2025 ini. Salah satunya adalah adanya bibit siklon tropis 90S di Samudera Hindia barat daya Pulau Jawa, yang menyebabkan perlambatan angin di sekitar Jawa.

Selain itu, anomali suhu muka laut di sekitar Jawa Tengah turut meningkatkan proses penguapan dan mendukung pertumbuhan awan hujan. “Kelembapan udara yang tinggi pada berbagai lapisan atmosfer memicu pertumbuhan awan konvektif secara masif. Kondisi atmosfer yang labil semakin mendukung pembentukan awan hujan menjulang hingga lapisan atas. Ditambah dengan faktor lokal yang kuat di sekitar kejadian, menyebabkan hujan dengan intensitas ekstrem,” jelas Teguh.

Curah hujan dengan intensitas tinggi dalam durasi yang relatif singkat berdampak pada munculnya bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah. Genangan air dan banjir lokal dilaporkan terjadi di daerah permukiman rendah, sementara potensi tanah longsor meningkat di kawasan perbukitan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah melakukan pemetaan wilayah rawan dan mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama bagi yang tinggal di daerah tebing dan bantaran sungai.

“BMKG mengimbau agar masyarakat, khususnya yang berada di daerah rawan banjir dan longsor, tetap waspada terhadap potensi dampak lanjutan dari cuaca ekstrem ini,” tegas Teguh.

BMKG juga akan terus memperbarui informasi prakiraan cuaca agar masyarakat dapat mengambil langkah mitigasi lebih dini dalam menghadapi potensi bencana.

Editor : EldeJoyosemito

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network