KEBUMEN, iNewsPurwokerto.id - Pemkab Kebumen menaruh perhatian serius terhadap aspek keamanan pangan dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Penegasan ini disampaikan pada kegiatan Pembinaan dan Pendampingan Program MBG yang digelar di Pendopo Kabumian, Kamis (2/10/2025).
Langkah ini merupakan tindak lanjut atas Surat Edaran (SE) Menteri Kesehatan sekaligus respons terhadap kasus keracunan pangan yang sempat terjadi di beberapa wilayah, termasuk Kecamatan Petanahan.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kebumen, dr. Iwan Danardono, menyatakan kepemilikan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) wajib dimiliki setiap dapur penyelenggara MBG sebagai syarat utama menjamin keamanan pangan.
“SLHS menjadi salah satu bentuk jaminan keamanan dalam Program MBG,” ujarnya.
Ketentuan tersebut diperkuat dengan SE Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/C.I/4202/2025 tentang percepatan penerbitan SLHS. Aturan ini memberikan tenggat waktu maksimal satu bulan bagi dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), baik yang sudah beroperasi maupun yang baru terbentuk.
Namun, hingga saat ini, dari seluruh SPPG di Kebumen baru tiga dapur yang tercatat telah memiliki SLHS.
Menyinggung kasus keracunan di Petanahan, dr. Iwan mengingatkan agar seluruh pengelola dapur dan petugas lebih disiplin menerapkan prosedur kebersihan.
“Kami tidak ingin kejadian kemarin terulang. Hasil uji menunjukkan adanya bakteri. Karena itu, tolong patuhi aturan,” tegasnya.
Ia menekankan pentingnya penerapan protokol sederhana, seperti penggunaan sarung tangan, masker, dan penutup kepala. Pelanggaran kebersihan yang terpantau melalui CCTV terbukti berhubungan dengan temuan bakteri pada makanan.
“Pengawas dapur harus lebih teliti dan tidak ragu untuk menegur bila ada yang lalai,” imbuhnya.
Sementara itu, Bupati Kebumen Lilis Nuryani menyampaikan bahwa Program MBG adalah investasi jangka panjang yang memerlukan dukungan semua pihak. Ia menekankan, standar kebersihan dan keamanan pangan harus diterapkan secara menyeluruh, mulai dari perencanaan dapur, pengolahan bahan, pengemasan, distribusi, hingga pencucian peralatan.
Selain aspek higienitas, Bupati juga mendorong pemanfaatan hasil pertanian lokal agar program tidak hanya menyehatkan, tetapi juga menggerakkan perekonomian daerah.
“Kami memiliki petani yang menghasilkan sayuran seperti kacang panjang, labu siam, putren, hingga jagung. Kami ingin produk ini bisa masuk dalam program agar UMKM lokal ikut berkembang,” ucapnya.
Acara pembinaan ini dihadiri Forkopimda, Kepala Kantor Pelayanan Pemenuhan Gizi (KPPG) DIY Jateng Harsono Budi Waluyo, Sekda Edi Rianto, Asisten I R. Agung Pambudi, pimpinan OPD, Labkesda, Kemenag, Koordinator SPPG, 79 SPPG termasuk satu SPPI, serta 39 Ketua Yayasan mitra SPPG.
Dengan pengawasan ketat dan kolaborasi lintas sektor, Pemkab Kebumen berharap Program MBG dapat berjalan aman, menekan risiko keracunan, sekaligus memperkuat ketahanan pangan berbasis potensi lokal.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait