JAKARTA, iNewsPurwokerto.id – Suasana khusyuk salat Jumat di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara, mendadak berubah menjadi kepanikan. Ledakan terjadi di kompleks sekolah pada Jumat (7/11/2025) siang, tepat saat khotbah Jumat sedang berlangsung.
Peristiwa itu menyebabkan 54 orang terluka, sebagian di antaranya mengalami luka serius dan harus menjalani operasi di rumah sakit.
Polisi kini masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dengan melibatkan tim Jibom dan Densus 88.
Terduga pelaku telah diamankan, namun motif di balik aksi tersebut masih menjadi misteri.
Berikut rangkuman fakta-fakta terkini terkait insiden ledakan di SMAN 72 Jakarta.
1. Dua Kali Ledakan Guncang Sekolah
Menurut keterangan saksi dan laporan awal kepolisian, terdapat dua kali ledakan di lokasi. Ledakan pertama terjadi di masjid sekolah sekitar pukul 12.15 WIB, saat khotbah Jumat tengah berlangsung. Tak lama berselang, ledakan kedua terdengar di area pintu belakang sekolah.
Sumber ledakan kedua belum teridentifikasi secara pasti, namun menimbulkan kepanikan luar biasa di lingkungan sekolah.
2. Sumber Ledakan Diduga dari Sound System
Hingga kini, polisi bersama Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Disgulkarmat) DKI Jakarta masih menelusuri sumber ledakan. Dalam laporan Command Center Disgulkarmat disebutkan bahwa objek yang meledak diduga berasal dari sound system masjid.
“Objek diduga ledakan dari sound system,” demikian bunyi laporan tersebut. Meski begitu, penyidik masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium forensik untuk memastikan penyebab pasti ledakan.
3. Terduga Pelaku Telah Diamankan
Polisi telah mengamankan seorang terduga pelaku terkait ledakan tersebut. Identitasnya belum diungkap secara resmi, namun informasi awal menyebutkan pelaku berusia sekitar 17 tahun.
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad mengonfirmasi bahwa terduga pelaku saat ini masih menjalani perawatan intensif di RS Islam Jakarta Cempaka Putih. “Saya mendapat informasi (terduga) pelakunya masih dioperasi. Usianya kira-kira 17 tahun. Soal ini biar pihak berwenang yang menyampaikan,” ujar Dasco.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan, berdasarkan hasil penyelidikan sementara, pelaku berasal dari lingkungan sekolah. “Informasi sementara masih dari lingkungan sekolah tersebut,” katanya.
4. Benda Mirip Senjata di TKP Ternyata Mainan
Tim gabungan yang menyisir lokasi ledakan menemukan dua benda mirip senjata api di sekitar TKP, masing-masing menyerupai senapan serbu AK-47 dan pistol Glock. Namun setelah diperiksa, benda tersebut dipastikan bukan senjata sungguhan.
Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Wamenko Polhukam) Lodewijk Freidrich Paulus menegaskan, “Ternyata senjata mainan, bukan senjata beneran. Setelah dicek, keduanya hanyalah replika.”
5. Terduga Pelaku Diduga Korban Bullying
Keterangan dari saksi mata mengungkapkan dugaan mengejutkan. Seorang siswa bernama Sena menyebut terduga pelaku berinisial F, siswa kelas XII SMAN 72 Jakarta, yang diduga merupakan korban perundungan (bullying) oleh teman-temannya.
“Mungkin karena dia itu korban bullying jadi ingin balas dendam,” kata Sena, siswa kelas XI di sekolah yang sama. Polisi masih mendalami keterangan ini untuk memastikan keterkaitan motif dengan latar belakang pelaku.
6. Biaya Pengobatan Korban Ditanggung Pemprov DKI
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memastikan bahwa seluruh biaya pengobatan korban akan ditanggung oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Ia menegaskan bahwa pelayanan kepada para korban harus dilakukan secara maksimal di berbagai rumah sakit rujukan.
“Dalam keadaan seperti ini, pemerintah DKI akan hadir. Semua biaya di rumah sakit sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemprov DKI, baik di rumah sakit ini maupun di rumah sakit lain,” kata Pramono di RS Islam Jakarta Cempaka Putih.
7. Presiden Prabowo Subianto Prihatin
Presiden Prabowo Subianto dikabarkan telah menerima laporan lengkap terkait peristiwa ledakan tersebut. Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengatakan, Presiden sangat prihatin atas tragedi yang menimpa para siswa dan guru SMAN 72 Jakarta.
“Beliau bereaksi cepat dan meminta agar prioritas utama adalah penanganan korban,” ujar Prasetyo.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait
