JAKARTA, iNews.id - Saat bulan Ramadhan, umat Islam sangat bersemangat dalam mengisi hari dengan beragam ibadah. Semangat ibadah tersebut dapat dilihat dalam keseharian, dari mulai shalat tarawih berjamaah, tadarus, kajian agama dan sejenisnya.
Khutbah Jumat Ramadhan kali ini membahas 6 Adab Puasa yang penting diketahui umat Islam. Tujuannya agar ibadah puasa mendapat pahala berlipat.
Ramadhan adalah anugerah dan berkah yang besar dari Allah SWT kepada umat Nabi Muhammad SAW. Diantaranya adalah keutamaan dan hikmah khusus yang dilimpahkan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang ikhlas dan tulus dalam menjalankan ibadah puasa serta ibadah-ibadah lainnya.
Dalam hadits disebutkan jika telah datang Bulan Ramadhan maka pintu-pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan syaitan dibelenggu.
Begitu mulianya bulan Ramadan, secara khusus Rasulullah Saw mengingatkan, lau ya’lamul ‘ibadi ma fi ramadhan laa tamanna ummati an takuna sanati kulluha romadlon. Artinya, andaikan umat manusia ini mengetahui keutamaan bulan Ramadan, maka niscaya umatku mengharap satu tahun menjadi Ramadan.
Berikut khutbah Jumat Ramadhan terbaik tentang 6 Adab Puasa Menurut Imam Ghozali dikutip dari laman dakwahnu.id.
Khutbah pertama,
اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأيُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ
Jamaah Jumat hafidhakumullah,
Pada bulan Ramadhan, umat Islam di seluruh dunia diwajibkan berpuasa sebagaimana umat-umat sebelumnya. Hal ini sebagaimana firman Allah subhanu wa’taála dalam surat Al-Baqarah ayat 183 sebagai berikut:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa.”
Ibadah puasa tidak hanya memiliki ketentuan hukum yang menentukan sah tidaknya, tetapi juga memiliki adab tertentu yang berpengaruh terhadap pahala yang diterima oleh seseorang. Artinya adab berpuasa sangat penting untuk diperhatikan karena menentukan kualitas ibadah ini di hadapan Allah subhanu wa’taála sebagaimana nasihat Imam Al-Ghazali dalam risalahnya berjudul al-Adab fid Din dalam Majmu’ah Rasail al-Imam al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, t.th., halaman 439), sebagai berikut:
آدَابُ الصِّيَامِ: طَيِّبُ اْلغِذاَءِ، وَتَرْكُ اْلمِرَاءِ، وَمُجَانَبَةُ اْلغِيْبَةِ، وَرَفْضُ اْلكَذِبِ، وَتَرْكُ اْلآذَى ، وَصَوْنُ اْلجَوَارِحِ عَنِ اْلقَبَائِحِ
Artinya: “Adab berpuasa, yakni: mengonsumsi makanan yang baik, menghindari perselisihan, menjauhi ghibah (menggunjing orag lain), menolak dusta, tidak menyakiti orang lain, menjaga anggota badan dari segala perbuatan buruk.”
Jamaah Jumat hafidhakumullah,
Ke-6 adab sebagaimana disebutkan di atas akan diuraikan satu per satu berikut ini:
Pertama, mengonsumsi makanan yang baik. Selama berpuasa, khususnya di bulan Ramadhan, makanan yang sebaiknya kita konsumsi adalah makanan yang baik atau halalan thayyiba. Makanan yang baik tidak identik dengan makanan yang lezat atau mahal, tetapi adalah makanan yang baik bagi kesehatan dan tentu saja juga halal secara syarí.
Beberapa makanan yang baik kita konsumsi selama Ramadhan, di samping makanan pokok seperti nasi atau lainnya, adalah kurma, madu, sayuran, daging, ikan, dan lain sebagainya. Intinya adalah makanan yang secara kesehatan baik untuk dikonsumsi dan juga halal secara syarí. Syukur-syukur makanan itu ada tuntunannya di dalam agama baik berdasarkan Al Quran atau hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam seperti madu dan kurma sebagaimana telah disebutkan di atas.
Kedua, menghindari perselisihan. Pertengkaran atau perselisihan bisa terjadi kapan saja. Tetapi orang-orang berpuasa sangat dianjurkan menjaga kesucian bulan Ramadhan dengan tidak melakukan pertengkaran. Untuk itu diperlukan kesadaran penuh untuk menahan diri dari emosi yang dapat menjurus pada pertengkaran.
Hal ini sejalan dengan hadits Rasulullah yang dirawayatkan oleh Bukhari berikut ini:
وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ مَرَّتَيْنِ
Artinya: “Dan jika seseorang mengajak bertengkar atau mencela maka katakanlah, “ Sesungguhnya aku sedang berpuasa. (Ucapkan hal ini dua kali).”
Jadi ungkapan “Aku sedang berpuasa” sebagaimana dimaksudkan dalam hadits di atas adalah untuk menyatakan ketidak sanggupan kita untuk berselisih atau bertengkar dengan pihak lain di bulan Ramadhan. Intinya kita sangat dianjurkan untuk bisa menjaga perdamaian dan kerukunan bersama di saat kita sedang berpuasa.
Jamaah Jumat hafidhakumullah,
Ketiga, menjauhi ghibah/menggunjing orang lain. Menggunjing orang lain di luar bulan Ramadhan saja tidak baik, apalagi selama puasa di bulan suci ini. Tentu dosanya lebih besar dan dapat menghilangkan pahala berpuasa itu sendiri. Oleh karena itu setiap orang yang berpuasa perlu menyadari hal ini sehingga bisa bersikap hati-hati dalam menjaga lisannya.
Lisan memang merupakan salah satu organ manusia yang paling banyak mendatangkan dosa apabila kita tidak berhati-hati. Artinya banyak dosa yang diakibatkan ketidak mampuan kita menjaga lisan, seperti menggunjing, memfitnah dan sebagainya. Semakin baik kita menjaga lisan, semakin banyak keselamatan kita dapatkan. Hal ini sejalan dengan hadits Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang diriwayatkan Al-Bukhari sebagai berikut:
سَلَامَةُ اْلِإنْسَانِ فِي حِفْظِ الِّلسَانِ
Artinya: “Keselamatan manusia bergantung pada kemampuannya menjaga lisan.”
Keempat, menolak dusta. Menolak berkata dusta merupakan hal penting sebab sekali berdusta kita akan cenderung berdusta lagi untuk menutupi dusta sebelumnya. Di saat puasa, kita harus mampu menghindari berkata dusta karena dusta dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan pahala berpuasa.
Juga, kita harus mampu menahan diri dari melakukan sumpah palsu sebab hal ini juga dapat merusak kualitas ibadah puasa kita. Tentu saja tidak hanya kualitas ibadah puasa kita menjadi menurun akibat dusta dan bersumpah palsu, tetapi juga kita akan mendapatkan dosa yang lebih besar. Hal tersebut sebagaimana disinggung Rasulullah dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh At-Thabrani sebagai berikut:
فَاتَّقُوا شَهْرَ رَمَضَانَ فَإِنَّ الْحَسَنَاتِ تُضَاعَفُ فِيهِ وَكَذَلِكَ السَّيِّئَاتُ
Artinya: “Takutlah kalian terhadap bulan Ramadhan karena pada bulan ini, kebaikan dilipatkan sebagaimana dosa juga dilipat-gandakan.”
Jamaah Jumat hafidhakumullah,
Kelima, tidak menyakiti orang lain. Menyakiti orang lain baik secara fisik maupun secara verbal merupakan perbuatan tercela. Setiap perbuatan tercela berdampak langsung terhadap kualitas ibadah puasa kita.
Ibadah puasa yang kita jalani dengan susah payah dengan menahan dahaga dan lapar dari pagi dini hari hingga saat maghrib, akan sia-sia tanpa pahala apabila kita tidak mampu menahan diri dari perbuatan-perbuatan yang dapat menyakiti orang lain. Menyakiti orang lain merupakan kezaliman dan oleh karenanya merupakan kemaksiatan. Oleh karena itu, betapa pentingnya selalu mengingat bahwa di dalam bulan Ramadhan kita benar-benar harus dapat menjaga lisan agar tidak sekali-kali menggunakannya untuk menyakiti orang lain seperti memfitnah, menghina dan lain sebagainya.
Keenam, menjaga anggota badan dari segala macam perbuatan buruk. Di bulan Ramadhan khususnya, hendaklah kita dapat menjaga tangan kita agar tidak kita gunakan untuk maksiat seperti memukul orang lain ataupun mencuri, dan sebagainya. Kaki juga harus kita jaga sebaik mungkin dengan tidak menggunakannya untuk pergi ke tempat-tempat tertentu untuk berbuat maksiat dan sebagainya.
Demikian pula mata dan telinga kita hendaklah selalu kita jaga sebaik-baiknya agar tidak kita gunakan untuk melakukan perbuatan maksiat yang dosanya dilipatkan dalam bulan suci ini.
Singkatnya, jangan sampai kita berpuasa tetapi tidak mendapatkan apa-apa selain haus dan dahaga saja karena banyak melanggar adab berpuasa sebagaiamana dikhawatirkan Rasululllah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad sebagai berikut:
كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إلاَّ اْلجُوْعُ وَاْلعَطَسُ
Artinya: “Banyak orang yang berpuasa, namun mereka tidak mendapatkan apa pun selain dari pada lapar dan dahaga.”
Jamaah Jumat hafidhakumullah,
Semoga kita semua termasuk orang-orang yang mendapat rahmat dan pertolongan dari Allah subhanahu wata’ala sehingga ibadah puasa tahun ini akan dapat kita laksanakan dengan sebaik-baiknya tanpa melanggar ketentuan hukum dan adab berpuasa. Dengan cara ini insya Allah puasa kita akan diterima oleh Allah subhanahu wata’ala dan mendapatkan ampunan-Nya yang sebesar-besarnya. Amin ya rabbal alamin.
Demikian Khutbah Jumat Ramadhan terbaik tentang 6 Adab Puasa yang harus diketahui Muslim agar amal ibadah yang dijalani di bulan suci penuh berkah, ampunan dan rahmat ini diterima Allah SWT.
Wallahu A'lam
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait