SIAPA yang menyangka jika bahasa Jawa ternyata menyebar hampir ke penjuru dunia, bahkan digunakan sebagai bahasa berkomunikasi sehari-hari. Mungkin Anda selama ini hanya mengenal Suriname, sebuah negara di Amerika Selatan yang menggunakan bahasa Jawa karena terdapat banyak etnis Jawa usai pendudukan Belanda di negara itu.
Bahasa Jawa sendiri merupakan induk bahasa yang lazim digunakan di Pulau Jawa, seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta hingga Jawa Timur.
Tapi, apa jadinya jika bahasa Jawa digunakan oleh orang luar negeri di sejumlah belahan dunia.
Nah, daripada penasaran, berikut daftar 5 negara dunia yang juga menggunakan Bahasa Jawa dalam kehidupan keseharian sebagian warganya.
1. Kaledonia Baru
Mungkin jarang diketahui, namun di daerah ini bahkan sampai sekarang masih menggunakan bahasa Jawa sebagai komunikasinya. Pulau Kaledonia Baru ini sendiri terletak pada daerah sekitar Samudera Pasifik.
Awalnya banyak kuli dan buruh Indonesia yang pindah pada masa penjajahan ke Kaledonia Baru untuk mendapatkan hidup yang lebih layak dan kebanyakan memilih menetap di sana.
Alhasil, jadilah suku Jawa yang hidup di pulau di Samudera Pasifik itu. Orang-orang tua di sana sangat fasih berbahasa Jawa, namun sayang anak mudanya sekarang hanya bisa berbahasa Perancis
2. Belanda
Pada masa penjajahan, sangat banyak orang Indonesia yang dibawa oleh penjajah Belanda ke negara asalnya. Ternyata di sana mereka menetap dan bahkan menikah dengan orang sekitar.
Sejak saat itulah terdapat koloni Indonesia di sana. Uniknya, sampai saat ini, bahasa Jawa menjadi yang paling diminati di sana. Bahkan di salah satu universitas terkemuka di Belanda sampai ada jurusan bahasa Jawa.
3. Pulau Coco (Keling)
Terlepas dari eksistensi negerinya yang mungkin asing di telinga, namun siapa sangka jika ternyata penduduk pulau ini juga ada yang bisa menggunakan bahasa Jawa. Bahkan lambang negaranya menggunakan percampuran Jawa dan Melayu.
Terletak di daerah laut Hindia bagian barat, dulu orang Jawa dan Melayu dibawa ke daerah ini oleh koloni Inggris. Akhirnya sampai sekarang mereka menetap di sana.
Alhasil, 80 persen dari koloni di Coco Island adalah orang Jawa dan Melayu. Meskipun bahasanya sudah banyak mengalami perubahan, namun masih terasa Jawanya.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait