PURWOKERTO, iNews.id - Setiap kota atau Kabupaten memiliki bangunan ikon berupa monumen bersejarah yang kemudian dikenal menjadi ciri khas kota atau kabupaten tersebut. Seperti, Yogyakarta dengan Tugu Pal Putihnya, Semarang dengan Tugu Mudanya, Ambarawa dengan Monumen Palagan Ambarawanya, dan lain sebagainya, tak terkecuali Purwokerto.
Seperti telah dirangkum oleh iNewsPurwokerto.id pada Senin (30/5/2022), berikut ini pembahasan mengenai salah satu monumen bersejarah yang ada di Purwokerto.
Monumen itu adalah Tugu Pembangunan yang letaknya berada di tengah persimpangan antara Jalan Merdeka dan Jalan Gatot Subroto. Bangunan yang berada di Kawasan Purwokerto Timur itu dikenal oleh masyarakat sebagai Tugu Pancasila, karena terdapat lambang lima sila dari Pancasila pada tugu tersebut. Ada pula yang menyebutnya sebagai Tugu Merdeka, karena letaknya berada di ujung Jalan Merdeka.
Keberadaan Tugu Pembangunan tersebut ternyata dikelilingi oleh sejumlah bangunan bersejarah, di antarnya SMA N 1 Purwokerto (yang dulunya merupakan Kantor Karesidenan 1921), Rumah Dinas Karesidenan (residentwooning) yang berdiri sejak tahun 1939, Gedung Bank Indonesia Perwakilan Purwokerto, dan Gereja Kristen Indonesia Gatot Subroto Purwokerto yang merupakan penginggalan Belanda.
Tugu bersejarah tersebut dulunya dibangun pada masa kepemimpinan Ir. Soekarno atau Era Demokrasi Terpimpin (1959-1966). Sebenarnya, jika merujuk pada catatan prasasti yang ada di tugu tersebut, nama bangunan itu adalah Tugu Pembangunan “Ajunan Tjangkul Pertama” yang mulai dibangun pada 1 Januari 1961.
Secara istimewa, peletakan batu pertama pembangunan tugu tersebut dilakukan oleh Bung Karno sendiri yang pada saat itu tengah berkunjung ke Purwokerto.
Dibangunnya tugu tersebut menandakan dimulainya Program Pembangunan Semesta Berencana yang merupakan program pembangunan nasional Era Bung Karno kala itu.
Sebagai tambahan informasi, pembangunan tersebut bersifat secara menyeluruh untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila sebagaimana tertuang dalam Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960 tentang Garis-garis Besar Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana Tahun 1961-1969.
Merujuk pada tujuan pembangunan tersebut, tidak mengherankan bahwa terdapat lima lambang pancasila yang terukir pada Tugu Pembangunan itu. Akhirnya, tugu tersebut selesai digarap dan diresmikan pada tanggal 1 Juni 1961, bertepatan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila.
Sejarah juga mencatat bahwa ternyata pembuatan Tugu Pembangunan “Ajoenan Tjangkoel Pertama” ini ada hubungannya dengan salah seorang pejabat tinggi Rusia (yang kala itu dikenal Uni Soviet), Nikita Khruschchev.
Tidak mengherankan bahwa hal semacam itu sangat mungkin terjadi. Pasalnya, Politik Luar Negeri Indonesia di Era Soekarno condong pada Moskwa (Moscow) atau Uni Soviet, sehingga Indonesia dan Uni Soviet memiliki hubungan diplomatik yang sangat erat.
Kemudian, hubungan bilateral antara Bung Karno, sebagai Presiden Indonesia kala itu dan Nikita Khruschchev, sebagai Ketua Dewan Menteri Uni Soviet (atau lebih dikenal sebagai Perdana Menteri) membuahkan Tugu Pembangunan “Ajoenan Tjangkoel Pertama” sebagai hadiahnya.
Selain itu, monumen tersebut juga menjadi saksi sejarah perencanaan program Tahapan Pembangunan Semesta Berencana Era Demokrasi Terpimpin. Kini, bangunan tersebut telah resmi menjadi Cagar Budaya Kabupaten Banyumas berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kabupaten Banyumas pada 23 September 2019.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait