JAKARTA, iNews.id - Kepulauan Riau diklaim oleh Mantan Perdana Menteri Malaysia bagian dari milik Malaysia, bukan Indonesia. Pernyataan yang kontroversial itu pun mendapat tanggapan tegas dari Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad.
"Kami tegaskan, Kepri (kepulauan Riau) adalah bagian Indonesia. Indonesia tetap Indonesia, dan Malaysia adalah Malaysia," ucap Gubernur Kepri, Ansar Ahmad seperti dikutip iNews Purwokerto dari iNews.id, Rabu (22/6/2022).
Tak hanya itu, Ansar menilai, seorang mantan Perdana Menteri Malaysia berusia 96 tahun itu, selayaknya paham tentang kedaulatan negara. Sehingga tak asal memunculkan pernyataan yang kontroversial tersebut.
Sebelumnya, dalam sebuah kesempatan, mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahatir Mohamad mengucap seharusnya Malaysia mengklaim kepulauan Riau bagian dari Tanah Melayu.
Ia mengatakan hal tersebut dalam sebuah acara di Selangor yang diselenggarakan oleh beberapa organisasi non-pemerintah di bawah bendera Kongres Survival Melayu (Kongres untuk Kelangsungan Hidup Melayu) dan bertajuk "Aku Melayu: Survival Bermula (Saya Melayu: Kelangsungan Hidup Dimulai)".
Dalam pidato pembukaannya yang disiarkan langsung di media sosial, Mahathir mengatakan, Tanah Melayu dulu sangat luas, membentang dari Tanah Genting Kra di Thailand selatan sampai ke Kepulauan Riau, dan Singapura. Tetapi sekarang terbatas di Semenanjung Malaya.
"Saya bertanya-tanya apakah Semenanjung Malaya akan menjadi milik orang lain di masa depan," kata Mahathir seperti dikutip dari Strait Times, Selasa (21/6/2022).
Mahathir juga mengatakan Malaysia saat ini bukan milik bumiputera (pribumi) karena banyak orang Melayu yang tetap miskin dan cenderung menjual tanahnya.
"Jika kami menemukan kami salah, kami harus memperbaiki kesalahan ini sehingga tanah kami tetap tanah Melayu," ujar Mahatir, mendesak pendengarnya untuk belajar dari masa lalu.
Singapura, ujar Mahathir, pernah dimiliki oleh Johor dan negara bagian Johor harus menuntut agar Singapura dikembalikan ke sana dan ke Malaysia.
"Namun, tidak ada tuntutan apapun dari Singapura. Sebaliknya, kami menunjukkan apresiasi kami kepada kepemimpinan negara baru bernama Singapura ini," ujarnya.
“Seharusnya kita tidak hanya menuntut agar Pedra Branca, atau Pulau Batu Puteh, dikembalikan kepada kita, kita juga harus menuntut Singapura dan Kepulauan Riau, karena mereka adalah Tanah Melayu,” tambahnya yang disambut tepuk tangan meriah dari para hadirin.
Editor : Arif Syaefudin