BANJARNEGARA, iNews.id-Kondisi pandemi membuat terpuruk berbagai sektor, salah satunya adalah kebun binatang sebagai lembaga konservasi. Forum Kerja Sama Kebun Binatang dan Aquaria (FKKBA) Jawa Tengah (Jateng) dan DIY mulai membuka donasi. Tujuannya adalah membantu keberlangsungan kehidupan satwa di kebun binatang.
Ketua FKKBA Junjung mengatakan bahwa pertemuan yang berlangsung Sabtu hingga Minggu (16-17/10/2021) mencari solusi atas kesulitan yang dialami oleh kebun binatang sebagai lembaga konservasi pada saat pandemi.
“Salah satu poin pentingnya adalah kami membuat program Aid for Animal dengan melakukan penggalangan dana untuk memberikan bantuan kepada kebun binatang yang kesulitan pembiayaan. Dana akan diprioritaskan untuk kebun binatang atau penangkaran satwa yang memerlukan khususnya anggota FKKBA,”jelas Junjung saat berada di Taman Rekreasi Marga Satwa (TRMS) Serulingmas, Banjarnegara.
Menurut Junjung, pihaknya tidak hanya menerima donasi keuangan, tetapi juga bahan pakan satwa. Misalnya sayuran, buah-buahan, ikan baik yang berkualitas maupun yang tidak layak jual, tetapi masih aman dikonsumsi satwa.
“Kami juga membuka peluang seluas-luasnya bagi perusahaan yang ingin menyalurkan dana CSR. Selain itu, mendorong para sponsor agar menggiatkan bisnis jangka panjang dengan kebun binatang dan destinasi wisata aquaria,”ujarnya.
Menurutnya, seluruh elemen masyarakat dapat memberikan donasinya melalui rekening BRI 20340-1000-309302 an Forum Kerja Sama Kebun Binatang dan Aquaria Jateng-DIY.
Di tempat yang sama, Direktur TRMS Serulingmas Banjarnegara Lulut Yekti Adi mengakui kalau pihaknya mengalami kesulitan, bahkan kadang ada penundaan pembayaran kepada penyuplai pakan.
“Pendapatan kami dari pengunjung yang datang. Jika tidak dibuka objek wisatanya, jelas tidak ada pemasukan. Padahal operasional untuk TRMS Serulingmas mencapai Rp250 juta hingga Rp300 juta setiap bulannya. Oleh karena itu, kami menyambut baik adanya program donasi bagi kebun binatang. Karena masih banyak yang membutuhkan untuk menutup operasional,”katanya.
Sementara Direktur Utama Taman Satwa Taru Jurug Surakarta Bimo Wahyu Widodo mengatakan pihaknya berupaya untuk menggandeng pihak-pihak lain secara pentahelik. Ada unsur pemerintah, media, perguruan tinggi, masyarakat dan perusahaan untuk bersama-sama membantu kebun binatang. “Operasional setiap bulan mencapai Rp330 juta. Sementara bantuan dari Pemkot Surakarta mencapai Rp193,5 juta. Sehingga masih kekurangan,”kata Bimo.
Menurutnya, kekurangan pembiayaan bisa diambilkan dari tiket pengunjung yang datang dan upaya bantuan dari pihak ketiga. “Kami juga mempunyai program orang tua asuh. Misalnya, untuk gajah, kami ada bantuan dari perusahaan jamu di Semarang selama satu tahun. Ada juga perusahaan buku di Solo yang membantu biaya pakan selama satu tahun untuk orang utan. Selain itu, tentu juga ada dari pihak lain,”ujarnya.
Di tempat yang sama, Direktur Utama KRKB Gembira Loka Yogyakarta KMT A Tirtodiprodjo mengatakan pihaknya harus rela mengalihkan biaya pembangunan untuk bertahan. “Kebetulan, kami baru saja menurunkan dana Rp20 miliar dari bank pada tahun 2020 lalu. Sedianya akan dipakai untuk pembangunan di Gembira Loka, namun karena pandemi, maka untuk sementara skip terlebih dahulu. Dana tersebut kami gunakan untuk tombok (menutup) operasional dan mengangsur bank. Karena memang kondisi pandemi berdampak pada kami,”jelasnya.
Hanya saja, ia meminta kepada seluruh pengelola kebun binatang dan aquaria untuk berinovasi dalam kondisi pandemi seperti ini. “Mulai dari urusan pakan yang harus dkombinasikan dan program khusus. Misalnya, kami mempunyai program Supeda, yakni bersepeda di dalam kebun binatang. Waktunya terbatas, mulai jam 06.00 WIB. Ini salah satu contohnya. Sebab setiap bulan, kami harus mengeluarkan biaya hingga Rp400 juta setiap bulannya,”katanya.
Ia juga menggandeng pihak ketiga seperti supermarket di Yogyakarta yang biasa membantu buah dan sayuran yang tidak layak jual, namun masih layak konsumsi bagi satwa. Selain itu, juga ada bantuan pendanaan dari masyarakat peduli satwa di mana dananya bisa terkumpul hingga sekitar Rp1 miliar.
Editor : EldeJoyosemito