get app
inews
Aa Read Next : 14 Wisata Alam di Banyumas yang Bikin Romantis, Agendakan Saat Libur Lebaran

Melihat Konservasi Kantong Semar, Tanaman Langka Endemik Gunung Slamet

Kamis, 21 Oktober 2021 | 20:00 WIB
header img
Tanaman endemik Gunung Slamet, Kantong Semar dengan nama latin Nepenthes Adrianii kondisinya semakin memprihatinkan dan terancam punah akibat perburuan. (Foto : Aryo Rizqi/iNews.id).

PURWOKERTO, iNews.id - Tanaman endemik Gunung Slamet, Kantong Semar dengan nama latin Nepenthes Adrianii kondisinya semakin memprihatinkan dan terancam punah akibat perburuan. Upaya penyelamatan tanaman langka yang jumlahnya semakin menipis ini terus dilakukan oleh pegiat konservasi dari Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) di Kota Purwokerto dan beberapa elemen.

"Kita melakukan konservasi sejumlah tanaman Kantong Semar endemik Gunung Slamet karena pada tahun 2015, tanaman ini sudah dinyatakan sebagai tanaman langka. Tanaman jenis spesies Nepenthes Adrianii ini keberadaaannya di hutan Gunung Slamet itu sudah sekitar 2.600 pohon," kata Rizqi Nurzamali, pegiat lingkungan dari Mahupa, Universitas Wijayakusuma (Unwiku) Purwokerto kepada wartawan, Kamis (21/10/2021).

Upaya yang dilakukan teman teman Mapala diantaranya dengan memperbanyak tanaman Kantong Semar yang merupakan tanaman karnivora di green house pembudidayaan yang dibangun bersama di area Baturraden Adventure Forest. Saat ini,dari hasil konservasi tersebut, pihaknya telah memiliki anakan tanaman Kantong Semar yang berjumlah sekitar dari 300 pohon.

"Yang ada di green house itu total kita punya kurang dari 300, karena seiring berjalannya waktu ada beberapa yang mati. Tapi ketika kita bandingkan dengan Balai Konservasi di Kebun Raya Baturraden, jumlah yang kita miliki masih lebih banyak," ujarnya.

Dia mengatakan jika sangat penting untuk menjaga tanaman ini dari kepunahan akibat banyaknya perburuan liar untuk diperjualbelikan, karena tanaman tersebut memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Namun dia mengingatkan jika Kantong Semar hanya ada di hutan Gunung Slamet, dan jenis ini tidak ditemukan di Gunung dan hutan lain yang ada di Indonesia.

"Yang perlu kita sadarkan betul kepada masyarakat adalah ketika kantong semar ini dibawa keluar dari habitatnya di Gunung Slamet, kemungkinan tumbuh sangat kecil. Makanya kita mengharapkan kepada seluruh masyarakat khususnya warga lereng Gunung Slamet ini tidak mengambil Kantong Semar dari habitatnya, walupun memang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi," katanya.


Upaya penyelamatan tanaman langka yang jumlahnya semakin menipis ini terus dilakukan oleh pegiat konservasi dari Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) di Kota Purwokerto dan beberapa elemen. (Foto : Aryo Rizqi/iNews.id).

Tanaman karnivora ini disebut Rizqi sangat unik, maka banyak diburu oleh masyarakat dan pecinta tanaman hias, karena tanaman Kantong Semar memiliki enzim yang berfungsi untuk membunuh serangga yang masuk ke kantongnya tersebut sebagai salah satu bentuk mempertahankan diri dan sebagai asupan nutrisi bagi pertumbuhannya.

"Kantong semar ini sebenarnya adalah tanaman yang cukup unik, dia tanaman ini dia memiliki kantong dimana didalam katongnya ini memiliki enzim yang memiliki fungsi untuk membunuh serangga yang masuk kedalam kantongnya," katanya.

Dia berharap dengan memperbanyak Kantong Semar dan melakukan menanam kembali ke habitatnya bisa mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, khususnya masyarakat sekitar lereng Selatan Gunung Slamet dan pemerintah.

"Harapannya kedepan, baik seluruh Mapala, masyarakat dan pemerintah mampu bekerjasama untuk melestarikan kantong semar hingga status langka Kantong Semar asli Gunung Slamet ini dicabut," ungkapnya.

Sementara menurut Agus Triono, salah satu pegiat konservasi di Banyumas mengatakan jika upaya pelestarian tanaman Kantong Semar ini berawal dari sebuah kekhawatiran dimana spesies Nepenthes Adrianii sudah sangat langka. Hingga akhirnya temen temen Mapala yang ada di Kota Purwokerto, sejak enam bulan lalu, mulai menginventarisir Kantong Semar untuk ditangkar bersama.

Selain itu Kantong Semar yang ada di lereng Gunung Slamet tumbuh berdekatan dengan beberapa desa pemangku, sehingga berbagai upaya sosialisasi terus dilakukan kepada masyarakat sekitar dengan melibatkan temen Mapala.

"Upaya kita supaya menjaga Kantong Semar agar tetap ada di lereng selatan Gunung Slemat dengan melakukan sosialisai kepada masyarakat, dengan edukasi agar tanaman tersebut tidak diperjualbelikan," katanya.


Upaya pelestarian tanaman Kantong Semar ini berawal dari sebuah kekhawatiran dimana spesies Nepenthes Adrianii sudah sangat langka. (Foto : Aryo Rizqi/iNews.id).

Untuk habitat Kantong Semar ini sendiri akan tumbuh pada ketinggian sekitar 1.000-1.500 Mdpl dengan tingkat kelembaban yang cukup tinggi seperti di lereng Gunung Slamet bagian selatan. Oleh karena itu, penyelamatan tanaman ini sangat membutuhkan keterlibatan banyak pihak, khususnya pemerintah daerah atas kelestarian flora di Gunung Slamet.

"Kami sudah berkomunikasi dengan pemangku kepentingan agar masyarakat, pemburu hewan dan tanaman lebih tahu, kantong semar, ini tidak bisa dikomersialkan, ini harus diselamatkan juga. Percuma juga kalau dijualbelikan, karena ada suhu tertentu,"ucapnya.

 

 

Editor : Aryo Arbi

Follow Berita iNews Purwokerto di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut