PURWOKERTO, iNews.id - Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) mulai pembelajaran model hybrid.
Humas Dies Natalis ke-55 Fakultas Peternakan Unsoed Alief Einstein dalam keterangan tertulisnya menjelaskan, sesuai Surat Edaran Rektor Unsoed tentang pembelajaran luring, tahapan sebelumnya yakni dosen penanggung jawab mata kuliah mengisi form kesediaan pembelajaran luring.
"Perlu dijelaskan kepada bapak dan ibu dosen bahwa pembelajaran luring ini sifatnya sukarela atau tidak wajib serta dengan memperhatikan kesiapan, kesehatan, dan kesediaan semua tim teaching," ujarnya melalui keterangan tertulis, Senin (8/11/2021)
Selanjutnya, bagi mata kuliah yang bersedia menyelenggarakan perkuliahan daring pada semester ini yang dimulai November 2021 untuk dapat mengisi form kesediaan di link.
Kedua, berdasarkan Google Form yang disebarkan kepada dosen dan mahasiswa, ada 3 mata kuliah yang dosen dan mahasiswanya bersedia untuk pembelajaran hybrid.
Einstein menambahkan , saat pembelajaran hybrid, baik audio di kelas, maupun di rumah mahasiswa, sama kerasnya. "Di rumah, mahasiswa selain bisa melihat video kondisi kelas juga bisa menanyakan apa saja yang ada di white board atau ppt," sebutnya.
Sementara itu Wakil Dekan bidang Akademik Fakultas Peternakan Unsoed Novie Andri Setianto,S.Pt.,M.Sc.,Ph.D. memaparkan, sejalan dengan semakin membaiknya pengendalian Covid-19 dan level Kabupaten Banyumas yang terus membaik, Unsoed mulai melakukan pembelajaran hybrid atau pembelajaran gabungan antara daring dengan luring.
Fakultas Peternakan Unsoed melakukan uji coba pembelajaran luring pada tiga mata kuliah, yakni Kepemimpinan dan Pengantar Peternakan untuk program Diploma Tiga, Budidaya Ternak, serta mata kuliah Fisika Terapan untuk program Sarjana Prodi Peternakan.
Alumni S2 dari University of Goettingen, Jerman ini menyampaikan, pembelajaran hybrid artinya mahasiswa yang di rumah juga harus dapat mengikuti secara live pembelajaran di dalam kelas serta dapat berinteraksi dalam semua kegiatan pembelajaran.
Fakultas Peternakan Unsoed sudah menyiapkan ruang kuliah beserta peralatan pendukung yang dibutuhkan untuk menjalankan pembelajaran hybrid tersebut.
"Ada empat hal yang harus dipenuhi untuk dapat menjalankan kuliah, yakni tersedia jadwal, dosen, mahasiswa, dan ruang. Jadwal dan Ruang sudah disiapkan, tinggal dosen dan mahasiswa yang harus ditanya kesediaan untuk datang luring," ujarnya.
Berhubung selama pandemi Covid-19 mahasiswa angkatan 2020 dan 2021 belum pernah pembelajaran di dalam kelas, untuk kesempatan kali ini pembelajaran masih diprioritaskan bagi mahasiswa angkatan 2020 dan 2021 yang berdomisili di Banyumas dan Purbalingga. Oleh karena itu, mata kuliah yang ditawarkan juga terbatas untuk mata kuliah semester 1 dan 3.
Pelaksanaan perkuliahan hybrid untuk mahasiswa yang luring harus mengukuti protokol kesehatan Covid-19 di antaranya dalam satu kelas dibatasi hanya 25 mahasiswa atau kurang dari separuh kapasitas kelas.
Selain itu, durasi di kelas juga dibatasi hanya 50 menit, dengan sela antar sesi sekurang-kurangnya 30 menit, sehingga memungkinkan untuk dilakukan desinfeksi.
Alumni S3 dari University of Queensland, Australia ini menuturkan, yang agak mengagetkan, ternyata tidak banyak mahasiswa yang berminat untuk mengikuti pembelajaran luring.
Dari total sekitar 700 mahasiswa S1 dan D3 angkatan 2020 dan 2021, hanya 73 mahasiswa yang menyatakan bersedia dan berminat untuk mengikuti pembelajaran luring.
“Tadinya saya pikir mahasiswa akan berlomba-lomba mendaftarkan diri, ternyata tidak seperti itu,” ujar Novie Andri.
Penasaran dengan hasil yang diperoleh, dia berdiskusi dengan mahasiswa untuk mengetahui alasan tidak bersedia luring.
Beberapa menyampaikan sudah merasa nyaman dengan kondisi daring. Ada yang merasa nanggung karena tinggal 4 kali tatap muka. Ada juga yang khawatir apabila perkuliahan luring juga harus mengikuti ujian akhir luring pula.
Kurangnya minat untuk melakukan pembelajaran luring ini harus menjadi perhatian semua pihak.
"Bagaimanapun ada kekhawatiran dari para akademisi, apabila terlalu lama melakukan pembelajaran luring, kompetensi dan capaian pembelajaran yang ditargetkan tidak dapat sepenuhnya tercapai, kata Novie.
Editor : Vitrianda Hilba Siregar