PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id - Kasus kematian Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, yang dilakukan oleh eks Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo dan lainnya menyebabkan tingkat kepercayaan publik kepada Polri turun drastis.
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengatakan, untuk menumbuhkan kepercayaan di tubuh Polri, diperlukan ketegasan dan langkah-langkah hukum yang seharusnya. Pasalnya, saat ini Polri tengah menjadi sorotan masyarakat terhadap kasus Sambo, sehingga langkah yang dilakukan Polri sangat ditunggu oleh publik.
"Mengambil langkah-langkah hukum yang seharusnya, (Polri) harus memiliki ketegasan, karena itu yang ditunggu oleh masyarakat," kata Moeldoko usai menjadi pembicara dalam kuliah umum bertajuk 'Indonesia dan Masa Depan Kaum Muda' di Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jumat (2/9/2022).
Dia menjelaskan jika upaya yang saat ini tengah berjalan dalam mengungkap kasus pembunuhan tersebut, biarkan berjalan sebagaimana mestinya. Publik, termasuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga terus memantau dan mengawal kasus tersebut.
"Biar langkah-langkah sekarang yang sudah berjalan, kita tunggu endingnya seperti apa. (Presiden Jokowi) Pasti, itu masih (Mengawal)," jelasnya.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menanggapi survei yang dilakukan LSI pada 13 hingga 21 Agustus 2022 terkait kepercayaan publik terhadap institusi Polri.
Menurut Mahfud, saat kasus pembunuhan Brigadir J belum terungkap para tersangkanya, kepercayaan publik terhadap institusi Polri sempat menurun jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Namun, setelah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dengan tegas mengumumkan para tersangka, salah satunya mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Mahfud mengatakan bahwa kepercayaan publik berangsur kembali naik.
Editor : Arbi Anugrah