JAKARTA, iNewsPurwokerto.id – Gunung Semeru di Jawa Timur erupsi pada Minggu (4/12), pukul 02.46 WIB dini hari. Gunung berapi ini merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl).
Gunung Semeru juga menjadi gunung tertinggi ketiga di Indonesia setelah Gunung Kerinci di Sumatra dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat. Dibalik peristiwa yang tengah terjadi, Gunung Semeru selalu memiliki pesona dan daya tarik tersendiri.
Maka tak heran, jika Gunung Semeru dijadikan sebagai lokasi syuting film 5 cm. Sejak film itu tayang, semakin banyak pendaki yang datang untuk menikmati keindahan gunung satu ini.
Pesona gunung Semeru pastinya memikat para pendaki dari seluruh Nusantara hingga belahan dunia. Mereka datang silih berganti demi untuk mencapai puncak Mahameru, yang dikenal sebagai puncak abadi para dewa.
Pesona Gunung Semeru
Gunung Semeru juga memiliki keunikan tersendiri selain memiliki pesona dan daya tarik, yakni kawahnya yang selalu mengeluarkan letupan secara berkala setiap 15-20 menit sekali. Letupan itu menimbulkan kepulan asap abu bahkan kadang-kadang bercampur batu kerikil ke udara.
Gunung Semeru berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, gunung ini juga kaya akan vegetasi dan menjadi habitat bagi banyak jenis fauna. Bahkan, sepanjang perjalanan mendaki, di titik-titik tertentu Anda bisa menemukan bunga edelweiss dan anggrek endemik Semeru.
Tak hanya sampai disitu, Anda juga bisa bermalam dulu di tepian Ranu Kumbolo yang dijuluki surga gunung Semeru. Untuk dapat mendaki ke puncak Mahameru diperlukan persiapan fisik dan logistik yang matang, karena puncak Mahameru hanya dapat disinggahi maksimal pukul 10 pagi dan pastinya dengan pengetahuan pendakian yang memadai.
Saat berada di puncak Gunung Semeru Anda bisa melihat panorama kawah Jonggring Saloko yang merupakan kawah puncak di Gunung Semeru.
Kawah Mahameru sendiri memiliki kubah dengan ketinggian 3.744,8 m di bagian sebelah selatan yang mendobrak tepi kawah sehingga menyebabkan aliran lava menyusuri tepi selatan mengarah ke daerah Pronojiwo dan Candipuro di Lumajang.
Editor : Arbi Anugrah