Logo Network
Network

80% Perusahaan di Banyumas Siap Bayar THR, 20% Masih Belum Jelas

elde joyosemito
.
Minggu, 02 Mei 2021 | 07:00 WIB
80% Perusahaan di Banyumas Siap Bayar THR, 20% Masih Belum Jelas
Perwakilan pekerja, pengusaha dan unsur pemerintah hadir bersama dalam perayaan Hari Buruh Internasional pada MInggu (1/5/2021) malam. (Foto: Elde Joyosemito)

PURWOKERTO, iNews.id- Sebanyak 80% perusahaan di Banyumas siap untuk melaksanakan kewajiban membayar tunjangan hari raya (THR) untuk para pekerjanya. Kesanggupan itu disampaikan pada saat Tim Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinnakerkop UKM) melakukan monitoring ke perusahaan-perusahaan.

Kepala Dinnakerkop UKM Banyumas Joko Wiyono mengatakan bahwa pihaknya telah turun ke perusahaan-perusahaan untuk melakukan pemantauan terhadap kewajiban pembayaran THR bagi pekerja. “Ada 80% dari 1.130 perusahaan yang ada di Banyumas menyatakan kesanggupannya untuk membayarkan THR,”kata Joko usai Tasyakuran Hari Buruh Internasional dengan tema May Day is Build Together, Jaga Prokesnya, Corona Sirna, Ekonomi Berjaya, Pekerja Sejahtera, Pengusaha Bahagia, Banyumas Pasti Bisa, Indonesia Luar Biasa, pada Minggu (1/5/2021) malam di Purwokerto.

Dijelaskan oleh Joko, sekitar 20% yang belum menyampaikan kesanggupannya diminta untuk berdiskusi dengan para pekerjanya. Sehingga nantinya, pada H-17 sudah keputusan, mengenai pemberian THR. “Nantinya apakah pemberian THR penuh, atau bagaimana, sekarang perusahaan diberi kesempatan berdiskusi dengan para pekerja,”ujarnya.

Hingga kini, lanjut Joko, ada 111 pekerja di Banyumas yang terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK). Umumnya mereka adalah pekerja di sektor usaha hiburan malam. Pada awal pandemi, ada 5.328 yang di PHK, tetapi saat sekarang sudah berangsur-angsur kembali bekerja.

Sementara Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan bahwa pihaknya terus mendorong hadirnya investasi di wilayah setempat, terutama adalah perusahaan yang mampu menyerap tenaga kerja dengan pendidikan rendah. “Pemkab menggandeng perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri garmen, boneka dan sebagainya. Sektor tersebut tidak terlalu membutuhkan kepandaian, melainkan keterampilan,”katanya.

Bupati mengatakan bahwa ekonomi harus berjalan, tetapi memang harus tersedia lapangan pekerjaan. “Jadi, ekonomi jalan, maka membutuhkan orang yang bekerja. Supaya mereka dapat bekerja, maka membutuhkan lapangan pekerjaan. Ada juga orang yang mengakses dan mengembangkan pekerjaan yaitu pengusaha,”jelasnya.

 

 

 

Editor : Elde Joyosemito

Follow Berita iNews Purwokerto di Google News

Bagikan Artikel Ini