Perang Tabuk Perang Terakhir Rasulullah SAW, Perbekalan Kaum Muslim Sangat Minim

PERANG Tabuk terjadi pada Bulan Rajab. Perang ini adalah perang terakhir yang dijalankan Nabi Muhammad SAW. Perang Tabuk yang terjadi pada masa Nabi Muhammad, Rasulullah SAW. Peristiwa ini jadi bagian sejarah penting dalam perkembangan Islam.
Perang Tabuk terjadi pada bulan Rajab tahun ke 9 Hijriyah. Nama perang ini diambil dari salah satu wilayah yang terletak di antara Wafi Al-Quro, Nigeria Hijaz dan Syiria.
Wakil Ketua Majelis Dakwah dan Pendidikan Islam (Madani), Ustadz Ainul Yaqin menuturkan,
Perang Tabuk adalah masa dimana keimanan dan loyalitas seseorang sangat diuji. “Perang Tabuk menjadi masyhur sebab ini adalah perang terakhir Baginda Nabi Muhammad SAW. Di dalam perang ini adalah keimanan dan loyalitas sedang diuji,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Ujian keimanan ini diperuntukan bagi kaum Muslimin sejati saat itu. Penegasan momen Tabuk yaitu tentang loyalitas keimanan dan ketangguhan berperang dalam kondisi cuaca yang panas menyengat. Kala itu cuaca sangat ekstrem sehingga dapat menggoyahkan pasukan.
“Belum lagi adanya gangguan stabilitas politik internal dari kaum munafiqin yang terus merongrong kesabaran dan kekokohan kaum mukmin. Sifat dan sepak terjangnya yang menciptakan kegaduhan dan kesemrawutan, membutuhkan kesabaran Nabi Muhammad dan kaum mukmin tersendiri,” tuturnya.
Menurut Ainul, semua ujian tersebut karena adanya pemberontakan kaum tertentu yang meminta bala bantuan pasukan Romawi yang berakhir tumbangnya kekuatan hegemoni kerajaan Romawi. Saat itu pasukan mereka kocar kacir dengan 40 ribu pasukannya.
Namun Madinah tetap bertahan karena totalitas pasukan Allah seperti Abu bakar, Umar bin Khattab bersama sahabat lainnya dalam memberikan fasilitas atau hartanya untuk keperluan perang, berjuang di jalan Allah.
“Di sinilah jelas Perang Tabuk menjadi pembeda, di mana posisi mukmin sejati dan para munafik berdiri dalam posisi keimanan,” tutur Ainul.
Di samping itu perang Tabuk juga disebut Perang Fadhihah, artinya terungkap, mengungkapkan tabir kepalsuan akan posisi kaum munafil dalam lingkungan umat Islam saat itu.
Perang Tabuk juga dinamakan dengan perang al-Usroh ( kesulitan). “Pasukan perangnya dalam posisi prihatin (harta, perbekalan, kendaraan) namun tidak mengurangi semangat untuk tetap berjuang,” katanya.
Perjuangan Nabi Muhammad, para sahabat dan juga umat Islam lainnya pun diceritakan di dalam Alquran. Allah berfirman:
تَابَ اللَّهُ عَلَى النَّبِيِّ وَالْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ الَّذِينَ اتَّبَعُوهُ فِي سَاعَةِ الْعُسْرَةِ مِنْ بَعْدِ مَا كَادَ يَزِيغُ قُلُوبُ فَرِيقٍ مِنْهُمْ ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْ ۚ إِنَّهُ بِهِمْ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
Artinya: "Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang Muhajirin dan orang-orang Anshar yang mengikuti Nabi dalam masa kesulitan, setelah hati segolongan dari mereka hampir berpaling, kemudian Allah menerima taubat mereka itu." (At-Taubah/9:117).
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta