get app
inews
Aa Read Next : Bupati Hadiri Purbalingga Bermunajat Bersama Ustadz Wijayanto

Bupati Purbalingga Imbau Petani Gunakan Manfaatkan Pupuk Organik, Ini Keunggulannya

Kamis, 11 Juli 2024 | 07:04 WIB
header img
Para petani di Purbalingga diimbau menggunakan pupuk organik guna memperbaiki dan meningkatkan kualitas tanah demi produktivitas pertanian jangka panjang. (Foto: Istimewa)

PURBALINGGA, iNewsPurwokerto.id-Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi, mengimbau para petani di Purbalingga untuk mulai menggunakan pupuk organik guna memperbaiki dan meningkatkan kualitas tanah demi produktivitas pertanian jangka panjang.

"Pelan-pelan, Pak, mungkin tidak simultan langsung sepenuhnya pindah ke pupuk organik, tetapi paling tidak secara bertahap konsumsi pupuk kimia secara perlahan dikurangi dan digantikan dengan pupuk organik," ujar Bupati Tiwi dalam acara Bupati Sambang Tani di Desa Pekuncen, Kecamatan Bobotsari, Rabu (10/7/2024).

Menurut Bupati Tiwi, meskipun pertumbuhan tanaman dengan pupuk organik tidak secepat dengan pupuk kimia, penggunaan pupuk organik memiliki dampak jangka panjang yang lebih baik dalam mengembalikan kesuburan tanah. Selain itu, produk pertanian organik memiliki nilai tambah khususnya bagi konsumen yang mengutamakan makanan sehat.

"Biasanya komoditas pertanian organik lebih mahal, karena masyarakat sekarang memiliki mindset untuk beralih ke makanan sehat yang berasal dari proses organik," katanya.

Bupati Tiwi mengapresiasi beberapa kelompok tani di Purbalingga yang sudah menggunakan dan bahkan memproduksi pupuk organik sendiri. Bagi mereka yang membutuhkan pemasaran, Bupati menyediakan BUMD Puspahastama untuk menyerap dan mencukupi kebutuhan pupuk organik di Purbalingga.

"Termasuk Dinas Pertanian yang kebetulan ada bantuan pupuk organik gratis dari produsen lokal, ini untuk mengedukasi para petani agar mulai menggunakan pupuk organik sebab saat ini masih banyak yang tergantung pada pupuk kimia," ungkapnya.

Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Purbalingga, Mukodam, menambahkan bahwa petani juga dapat memanfaatkan jerami bekas hasil panen untuk meningkatkan kesuburan tanah.

"Jerami sisa panen jangan dibakar, tapi disebar di lahan dan dibiarkan membusuk. Seorang ahli dari Unsoed mengatakan, satu hektare jerami memiliki nilai kandungan pupuk setara dengan Rp 1,7 juta rupiah. Ini sebenarnya cara kita untuk berhemat," katanya.

Ia juga menambahkan bahwa Pemkab Purbalingga siap memfasilitasi pelatihan pembuatan pupuk organik, khususnya menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat dan dibuat.

Kepala Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Bobotsari, Ito Ihdiarto, melaporkan bahwa Kecamatan Bobotsari memiliki lahan sawah seluas 1.042 hektare dan lahan kering seluas 570 hektare. Untuk lahan sawah umumnya bisa panen dua kali setahun.

"Ada yang sudah tiga kali, namun yang satu kali hanya Palawija," imbuhnya.

Ia menjelaskan beberapa kendala pertanian di Bobotsari, umumnya adalah akses irigasi atau debit air. Solusi yang dilakukan adalah kerja bakti bersama stakeholder untuk memperbaiki dan membersihkan saluran irigasi serta melakukan pompanisasi.

Dalam kegiatan Bupati Sambang Tani, juga diserahkan beberapa bantuan dari pemerintah antara lain: Hand Sprayer untuk Poktan Mulya Desa Limbasari, bantuan Irigasi Perpompaan untuk Poktan Sri Wijaya Desa Banjarsari, Screen House senilai Rp500.000.000 untuk Poktan Mardi Basuki Desa Pekuncen, Hand Sprayer elektrik untuk Poktan Mardi Rahayu Desa Pekuncen, dan bantuan bibit cabai untuk KWT Srikandi Desa Pekuncen.

 

Editor : EldeJoyosemito

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut