MRT Jakarta Kembangkan Kawasan Berbasis Transit

JAKARTA, iNewsPurwokerto.id – PT MRT Jakarta (Perseroda) terus menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan sistem transportasi modern yang terintegrasi dengan pengembangan kawasan berbasis transit atau transit-oriented development (TOD).
Hal ini disampaikan dalam kegiatan Capacity Building Wartawan mitra Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah.
Sekitar 50 peserta yang terdiri atas jurnalis dan perwakilan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah berkesempatan menjajal langsung layanan MRT Jakarta, mulai dari Stasiun MRT Dukuh Atas BNI hingga Stasiun Bundaran HI Bank DKI.
Mereka juga mengunjungi kawasan TOD di Dukuh Atas yang menjadi salah satu contoh pengembangan kawasan terpadu oleh PT MRT Jakarta (Perseroda).
Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta (Perseroda) Ahmad Pratomo mengatakan bahwa pengembangan kawasan berbasis transit merupakan bagian penting dari transformasi transportasi publik di Jakarta.
“Kami tidak hanya fokus pada pengoperasian kereta, tetapi juga pada pembangunan kawasan yang mendukung mobilitas masyarakat, serta menciptakan ruang kota yang inklusif, aman, dan nyaman,” ujar Pratomo.
Sejak resmi beroperasi pada 24 Maret 2019, MRT Jakarta telah mencatat lebih dari 140 juta penumpang. Hingga pertengahan 2025, jumlah pengguna mencapai rata-rata 120 ribu orang per hari.
Layanan MRT Jakarta pun dikenal dengan ketepatan waktu hingga 99,9 persen dan standar pelayanan internasional. Ketersediaan moda pembayaran digital seperti QRIS, e-wallet, kartu bank, dan aplikasi MyMRTJ turut memudahkan masyarakat dalam mengakses layanan ini.
Saat ini, PT MRT Jakarta (Perseroda) tengah membangun fase dua jalur utara–selatan, yang membentang dari Bundaran HI ke Kota. Segmen Bundaran HI–Monas ditargetkan mulai beroperasi pada 2027, disusul segmen Harmoni–Kota pada 2029.
Pembangunan ini melengkapi fase pertama sepanjang 16 kilometer dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI, yang terdiri atas 10 kilometer jalur layang dan 6 kilometer jalur bawah tanah, dengan total 13 stasiun.
Namun, lebih dari sekadar infrastruktur transportasi, pengembangan kawasan TOD menjadi strategi utama MRT Jakarta dalam menciptakan kota yang berorientasi pada transportasi publik.
Hingga kini, enam kawasan TOD sedang dikembangkan, meliputi Lebak Bulus, Fatmawati, Blok M–Sisingamangaraja, Istora–Senayan, Dukuh Atas, dan Bundaran HI.
“Kami ingin menjadikan kawasan di sekitar stasiun sebagai pusat aktivitas warga, yang mudah diakses pejalan kaki, ramah pesepeda, serta mendukung konektivitas dengan moda transportasi lain seperti TransJakarta, KRL, dan LRT,” jelas Ahmad Pratomo.
Dalam jangka panjang, PT MRT Jakarta (Perseroda) berharap pengembangan kawasan perkotaan di Ibu Kota semakin mengedepankan prinsip integrasi antarmoda, keterjangkauan, serta keberlanjutan lingkungan.
Melalui pengelolaan TOD yang efektif, MRT Jakarta berupaya menjadi katalisator perubahan gaya hidup urban menuju mobilitas publik yang efisien dan berdaya saing global.
Editor : EldeJoyosemito