Bank Sampah Abhipraya Kutawaru Sulap Daun Nipah Jadi Besek dan Welbag

CILACAP, iNewsPurwokerto.id — Di sebuah ruangan sederhana milik Bank Sampah Abhipraya, Kelurahan Kutawaru, Cilacap Tengah, lima perempuan paruh baya sibuk menata helai‑helai daun nipah. Jari mereka cekatan menganyam gulma bakau itu menjadi aneka kerajinan bernilai jual.
Nipah—palem yang tumbuh di zona pasang‑surut—sering dianggap pengganggu vegetasi mangrove. Namun, di tangan warga Kutawaru, daun bertekstur mirip kelapa ini justru diangkat menjadi besek (kotak makanan anyaman) dan “welbag”, kantong tanam ramah lingkungan pengganti polybag.
“Sekarang kami lagi menyiapkan besek ukuran khusus sesuai pesanan,” ujar Sumiyati, anggota kelompok anyam, sambil merapikan penutup kotak.
Produk berbahan nipah itu sudah dipakai Kilang Pertamina Cilacap sebagai kemasan daging kurban pada Idul Adha awal Juni lalu.
Penggagas Bank Sampah Abhipraya, Ahmad Sodri, menyebut besek dan welbag sebagai primadona karena “cantik, kuat, dan langsung bisa terurai di tanah.” Selain limbah organik, bank sampah ini juga mendaur ulang anorganik menjadi plakat plastik daur ulang, paving block, hingga meja‑kursi dari palet bekas kilang.
Direktur Operasi PT Kilang Pertamina Internasional, Didik Bahagia, menilai inisiatif warga patut dicontoh. “Aktivitas ibu‑ibu di sini inspiratif. Mereka produktif sekaligus membantu pengurangan sampah plastik,” tuturnya saat berkunjung ke Kutawaru baru‑baru ini.
Program pembinaan bank sampah tersebut mendukung sejumlah target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s): pengentasan kemiskinan, kesetaraan gender, energi bersih terjangkau, serta pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.
Berbekal kreativitas dan kepedulian lingkungan, warga pesisir Segara Anakan ini membuktikan daun nipah bukan gulma musuh mangrove, melainkan peluang emas ekonomi hijau.
Editor : EldeJoyosemito