CILACAP, iNews.id - Selama 20 tahun lebih, warga Dusun Bondan yang berada di Desa Ujung Alang, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap hidup tanpa penerangan dari jaringan listrik. Dusun yang terletak diantara hutan bakau yang terbentuk dari gugusan pulau-pulau kecil di Segera Anakan hanya dapat di akses menggunakan perahu, sehingga menyulitkan pembangunan tiang tiang jaringan listrik.
Sumber cahaya satu satunya saat itu hanya dari sebuah klenting atau sentir sumbu berbahan minyak tanah. Hal tersebut kadang menyulitkan anak-anak untuk belajar.
"Dulu anak saya kalau belajar tidak bisa malam, soalnya tidak kelihatan, hanya menggunakan lampu sentir yang menggunakan minyak tanah," kata Susi Susanti (23) kepada wartawan di Dusun Bondan, Kecamatan kampung Laut.
Dia mengatakan, saat belum ada listrik, suasana di Dusun Bondan sangat sepi ketika malam tiba. Cahaya hanya dari klenting atau sentir sumbu dengan penerangan yang terbatas.
"Dulunya pakai minyak tanah, pakai lampu yang menggunakan sumbu, jadi satu rumah itu pakainya empat, cuma tidak terlalu terang, dulu jangankan nonton tv, penerangan ini aja cuma pakai munyak tanah," jelasnya.
Namun kini, cahaya kehidupan itu telah hadir, kehidupan 40 Kepala Keluarga (KK) dari total 74 KK di Dusun Bondan kini tak lagi seperti dahulu, karena sudah bisa menikmati aliran listrik.
Dengan memanfaatkan energi angin dan matahari untuk menjalankan Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH) bantuan dari PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap melalui program Energi Mandiri Tenaga Surya dan Angin (E-Mas Bayu) pada 2017 lalu. Dusun Bondan kini dapat teraliri listrik secara mandiri, tanpalagi kesulitan akses jaringan listrik karena memiliki wilayah yang sangat terpencil.
"Alhamdulilah sekarang sudah enak, sudah lebih terang, nonton tv juga bisa sekarang, alhamdulilah, sekarang bisa dipakai untuk penerangan, radio, trelevisi," ujarnya.
Menurut Muhammad Jamaluddin (29) pengurus PLTH menceritakan jika Dusun Bondan memiliki keterbatasan, terpencil dan tidak memiliki akses badan jalan. Satu satunya akses adalah laut, dengan menggunakan perahu. Sebelum 2017, Dusun Bondan kondisinya sangat kegelapan, penerangan pada malam hari biasanya hanya menggunakan lampu sentir.
"Setelah adanya PLTH ini Alhamdulillah Dusun Bondan banyak perubahan dari segi ekonomi, kegiatan sosial dan sebagainya. Kegiatan anak anak belajar juga bisa maksimal ketika malam hari." katanya.
Dengan kapasitas daya listrik sebesar 16.200 WP (Watt Peak) yang dihasilkan dari tenaga angin dan matahari. Listrik di Dusun Bondan mampu menerangi sekitar 40 rumah dan mesin pengolahan air payau menjadi air tawar serta sebuah industri rumahan.
Bahkan, PLTH ini mampu mendorong penurunan emisi hingga 1,1 ton equivalent (Eq) CO2, karena menggunakan Energi Baru Terbarukan dengan memanfaatkan energi angin dan surya.
Kapasitas listrik tersebut, kata Jamal juga dapat menghidupkan mesin destilasi air bersih di dusun Bondan. Pasalnya selama ini, selain kesulitan listrik,74 Kepala Keluarga (KK) di dusun tersebut juga kesulitan air bersih.
Dimana saat musim kemarau tiba, warga Dusun Bondan harus membeli air bersih yang diambil menggunakan perahu di Pulau Nusakambangan dengan harga Rp250 ribu.
"Kalau ngambil air ke Nusakambangan itu modelnya ada yang pakai perahu, satu perahu itu bisa Rp 250 ribu. Kalau ngambil air pakai perahu itu sekitar 3 jam, bolak balik lebih dari 3 jam, dan itu tidak mudah," jelas Jamal.
Namun, semenjak adanya PLTH, masyarakat Dusun Bondan sudah dapat mengolah air payau menjadi air bersih untuk konsumsi sehari-hari dengan Sistem Desalinasi Air Berbasis Masyarakat (Sidesi Mas). Sidesi Mas ini sendiri mampu menghasilkan 240 liter per jamnya dan mampu menampung hingga 2.000 liter air bersih.
"Disini juga ada sistem destilasi air bersih, dulu kita juga kesulitan akses air bersih, ketika musim kemarau, untuk air bersih kita ambil dari Nusakambangan dengan resiko yang sangat luar biasa. Kemudian dengan adanya PLTH ini kita melakukan inovasi inovasi bekerjasama dengan Politeknik Negeri cilacap," ucapnya.
BACA JUGA:
Mengintip Warga Dusun Bondan di Kampung Laut Cilacap yang Terbebas dari Kegelapan
Pejabat Sementara (Pjs) Area Manager Communication, Relations & CSR PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap, Ibnu Adiwena mengatakan jika permasalahan paling krusial di Dusun Bondan adalah listrik. Dengan adanya listrik diharapkan bisa meningkatkan ekonomi masyarakat dan memberikan akses yang lebih baik bagi masa depan anak anak di Dusun Bondan.
"Awalnya memang daerah itu tidak teraliri listrik. Dengan program PLTH tersebut, mereka bisa secara mandiri mengelola kebutuhan listriknya, yang artinya mereka tidak tergantung dengan keberadaan power lain,"ungkapnya.
Selain itu, kata dia, terdapat pula desalinasi air bersih, dimana sumber listrik untuk menggerakkan mesin desalinasi memanfaatkan listrik dari tenaga angin dan surya dari PLTH. Dia berharap masyarakat tidak lagi perlu untuk membeli air dari tempat yang jauh sehingga mereka bisa mendapatkan akses air bersih yang layak.
BACA JUGA:
Video Tenaga Surya dan Angin, Bebaskan Warga Dusun Terpencil di Kampung Laut dari Kegelapan
"Jadi harapannya kedepan, PLTH baik tenaga Bayu maupun tenaga Surya dapat menggerakkan ekonomi warga, sehingga menjadi dukungan kita terhadap pengentasan kemiskinan yang ekstrim di pulau Jawa, khususnya di Kabupaten Cilacap," tuturnya.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait