Kisah Siswa SLB B Yakut Purwokerto, Sambut Kedatangan Ganjar Pranowo dengan Bahasa Isyarat

Pepih Nurlelis
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo kunjungi SLB B Yakut Purwokerto. Foto: Istimewa

BANYUMAS, iNewsPurwokerto.id - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mendadak kunjungi Sekolah Luar Biasa (SLB) B Yakut Purwokerto pada Selasa (9/8/2022) saat lagi berolahraga berkeliling Purwokerto. 

Kedatangannya disambut hangat oleh para siswa. Salah satu siswa kelas XI, Nur Aini menyapa kedatangan Ganjar dengan menyebutkan nama Gubernur Jateng itu menggunakan bahasa isyarat.

Sebelumnya kepala sekolah memberi pertanyaan kepada para siswa mengenai siapa yang datang mengunjungi sekolah mereka. Nur Aini yang berani menjawab, kemudian diminta maju oleh Ganjar dan diberi hadiah berupa handphone. 

Hal tersebut dilakukan Ganjar untuk mengapresiasi keberanian Nur Aini yang sudah menjawab pertanyaan dari gurunya.

"Kamu saya kasih handphone karena sudah berani menjawab," ujarnya.

Sosok Gubernur Jawa Tengah tersebut ternyata tidak asing di mata anak-anak difabel. Mereka sangat interaktif saat mengetahui kedatangan Ganjar.

Menurut Kepala SLB B Yakut di Purwokerto, para siswa sangat komunikatif terhadap Ganjar yang banyak diketahui karena sosoknya yang familiar.

"Alhamdulillah beliau komunikatif sekali dan anak-anak juga komunikatif sekali karena Pak Ganjar terkenal juga di anak-anak sehingga anak-anak tahu itu siapa, Bapak Gubernur siapa namanya, Pak Ganjar. Meskipun mereka tidka mendengar tetapi mereka tahu bahwa Gubernur Jawa Tengah adalah Pak Ganjar," ujar Kepala SLB B Yakut. 

Kedatangannya membuat heboh para guru dan siswa di sekolah tersebut. Para siswa berlari menghampiri Ganjar untuk berjabat tangan. 

Setelah itu, Ganjar juga bertemu lagi dengan Ila Rahma, siswa kelas XI yang sebelumnya pernah bertemu dengan Ganjar di Hari Anak Nasional Tini Provinsi yang digelar di Pendopo Banyumas bulan lalu.

"Terus kamu yang kemarin bertemu di Hari Anak ya, ternyata sekolahnya di sini. Nanti biar dikirim sepeda ya, mau yang lipat apa yang besar? O yang besar," ujarnya.

Riska dan Ila menggunakan bahasa isyarat untuk mengucapkan terima kasih mereka kepada Ganjar yang telah memberikan hadiah.

Melihat sosok Ganjar Pranowo yang penuh perhatian dengan bersedia meluangkan waktunya secara tiba-tiba datang, Nety Lestari mewakili pihak sekolah sangat senang atas kunjungan tersebut meskipun hanya sebentar. 

Menurut Nety, kedatangan Ganjar dapat memberikan motivasi bagi 105 anak difabel tunarungu-wicara di SLB Yakut.

"Semoga nanti Pak Ganjar akan mengingat kami dan akan mendirikan SLB Negeri di Kabupaten Banyumas karena kami ada empat, semuanya swasta. Biar anak-anak Banyumas lebih tercover, bisa menikmati pendidikan yang layak untuk anak-anak berkebutuhan khusus," jelasnya.

Sementara itu, Ganjar menanggapi bahwasannya terkait permintaan adanya SLB Negeri di Kabupaten Banyumas bisa saja direalisasikan. Namun sebelumnya harus dihitung dulu rasio, sistem, dan kebutuhannya. Apalagi sejauh ini sudah ada beberapa SLB swata di Kabupaten Banyumas. 

"Sebenarnya kita bisa hitung saja, mau SLB, SMK/SMA, semuanya sebenarnya tinggal kita hitung rasionya, sistemnya agar ada perimbangan. Kalau memang diperlukan bukan tidak mungkin. Tadi saya tawari juga, nggak ada (yang negeri), ya sudah yang ini saya negerikan boleh tidak?" Ujarnya.

Ganjar menambahkan, pada dasarnya tidak menjadi masalah apakah itu SLB negeri atau swasta. Ia lebih menitikberatkan pada akses pendidikan yang harus diberikan kepada siapa pun, terutama yang berkebutuhan khusus. Sebenarnya ada banyak cara atau sistem yang bisa dipakai untuk membantu akses pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus.

"Kalau tadi banyak kelompok tuli ya, tapi perjuangannya luar biasa karena beberapa di antaranya ada yang berprestasi bagus dan bertemu di hari anak beberapa waktu lalu. Jadi sangat memungkinkan (SLB Negeri) tinggal kita mengkalkulasi atau menghitung kondisi itu sehingga bisa masuk dalam program. Pelan-pelan di beberapa pengalaman bisa menegerikan, bisa membantu yang swasta, bisa kita kasih bantuan keuangan maupun peralatan, capacity building, training, yang penting satu saja, akses anak-anak ada. Bisa negeri bisa swasta," jelasnya.

Editor : Pepih Nurlelis

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network