5. KH As'ad Syamsul Arifin
Selain melalui jalur pendidikan dan dakwah, para ulama di zaman dahulu juga tak jarang yang terjun langsung ke medan perang dalam perjuangan melawan penjajah.
Salah satu ulama yang turut berperang tersebut adalah KH As’ad Syamsul Arifin. Ia menjadi pemimpin para pejuang di Situbondo, Jember, maupun Bondowoso, Jawa Timur. Di masa revolusi fisik, Kiai As'ad menjadi motor yang menggerakkan massa dalam pertempuran melawan penjajah pada 10 November 1945.
Selepas kemerdekaan, Kiai As'ad adalah penggerak ekonomi-sosial masyarakat. Ia menyerap aspirasi dari warga kemudian mendorong pemerintah daerah, menteri, maupun presiden guna mewujudkan pembangunan yang merata.
Kiai As'ad juga merupakan salah satu sosok yang berperan menjelaskan kedudukan Pancasila tidak akan mengganggu nilai-nilai keislaman saat terjadi pro-kontra penggantian naskah yang terdapat pada sila pertama Piagam Jakarta. Atas jasa-jasanya tersebut, ia mendapat anugerah Pahlawan Nasional pada 9 November 2016.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait