JAKARTA, iNewsPurwokerto.id - Naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) berimbas pada berbagai sektor, tak terkecuali perusahaan otobus (PO). Naiknya harga solar dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter, memaksa PO bus turut menaikkan harga tiketnya berselang 5 jam usai diumumkan pemerintah.
Naiknya harga tiket bus bukanlah latah atau mengambil kesempatan dalam situasi yang cukup singkat. Kebijakan menaikkan harga hanya ujung gunung es yang terlihat. Pasalnya, sejak mereka mulai bergeliat pascapandemi Covid-19 banyak kesulitan yang dihadapi.
Mulai dari rantai pasok suku cadang yang banyak tidak diketahui masyarakat naik, chassis bus untuk memulai peremajaan yang tertunda selama pandemi Covid-19 tak tersedia, belum lagi harga lain-lain yang juga ikutan naik akibat kelangkaan pasokan. Kenaikan kumulatif itu berkisar 10-15 persen selama 2021-2022.
"Harga ban yang saya beli sudah Rp5,1 juta. Tanya supplier barang tidak ada, kalo pun ada harganya ya segitu. Kalau tidak ada ban, bus saya gak jalan," ujar Direktur Utama PO PT NPM, Angga Vircansa Chairul dikutip, Minggu (4/9/2022).
Angga mengungkapkan, dibutuhkan sebanyak tujuh ban jika dihitung kebutuhan satu bus berserta ban cadangannya yang artinya dengan harga Rp5,1 juta paling sedikit diperlukan Rp35,7 juta. Salah satu Ketua DPP Organda ini menyatakan, komponen ban ini tak bisa diabaikan karena menyangkut keselamatan.
"Bus saya satu kali keluar garasi Padang Panjang ke Jabodetabek atau Bandung hingga kembali lagi butuh waktu 48 jam dikalikan dua. Terbayang dong penggunaan bannya? Sekarang dengan kenaikan (harga BBM) ini lengkaplah. Ban dan BBM sangat vital dalam operasional bus," kata dia.
Senada, Ketua DPC Organda Jepara, M. Iqbal Tosin mengatakan, saat ini pengusaha bus dalam posisi mempertahankan usahanya di fase kedua pascapandemi Covid-19. Lolos dari pandemi, kini perusahaan bus masih harus putar otak dengan segala kenaikan dan kelangkaan suku cadang.
"Kami mau tak mau menaikkan harga Rp30.000 untuk keberangkatan Sabtu (3 September) sore dan malam, sementara keberangkatan hari Minggu tanggal 4 September ini kami berharap pelanggan bisa memaklumi kenaikan Rp50.000," tuturnya.
Iqbal berharap pemerintah mengurai masalah yang mereka hadapi dalam operasional sehari-hari. Kenaikan harga BBM, kata dia, mungkin tak bisa dihindari, tetapi kelangkaan dan naiknya harga suku cadang perlu diperhatikan pemerintah.
Dia menegaskan, sebelum ada kebijakan kenaikan BBM pun, koleganya sesama pengusaha bus sudah mengeluhkan kelangkaan solar di sejumlah daerah.
"Yang saya khawatir, setelah BBM naik, akan ada kenaikan-kenaikan lainnya yang menyusul. Biasanya kan begitu" ujarnya.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait