MOSKOW,iNews.id - Yoga diyakini cendekiawan Kristen terkemuka di Rusia Alexander Dvorkin sebagai pintu gerbang kerusakan spiritual dan fisik.
Dia bersikeras jemaat Kristen harus menebus dosa karena telah mengikuti yoga. Alexander Dvorkin adalah profesor di Universitas Saint Tikhon Gereja Ortodoks Rusia yang memperingatkan hal itu pada Znak Moskow, Selasa (23/11/2021).
Dia menjelaskan, hubungan dekat yoga dengan filsafat Hindu membuat sistem latihan yoga berbahaya bagi orang yang beriman.
Menurutnya, keyakinan dari Timur itu didasarkan pada gagasan "kelahiran kembali yang kekal dari jiwa ke dalam tubuh baru," sementara karma, rasa sakit yang terakumulasi selama masa hidup, menumpuk.
“Ini adalah hukum penggandaan penderitaan, karena jumlah rasa sakit dan tragedi tumbuh sepanjang waktu. Satu-satunya cara untuk keluar dari lingkaran setan ini adalah mati selamanya, sehingga Anda tidak akan pernah dilahirkan kembali. Yoga ada untuk ini. Yoga adalah seni kematian,” ujar dia.
Dalam pandangannya, pemahaman Hindu kontras dengan keyakinan Kristen tentang kebangkitan Yesus dan sifat jiwa. Akibatnya, cendekiawan tersebut mengklaim, “Sangat mustahil bagi seorang Kristen untuk melakukan yoga dan mempraktikkannya adalah dosa yang harus dipertobatkan.”
“Lagipula, seperti yang dikatakan banyak dokter, tidak ada gunanya seseorang meregangkan persendian atau membungkuk seperti itu,” papar dia.
Pendukung yoga mengatakan peregangan bermanfaat bagi tubuh, meningkatkan fleksibilitas dan membantu meringankan rasa sakit, sementara fokusnya pada menenangkan pikiran membantu orang untuk fokus dan menjernihkan pikiran.
Menurut Yogi Times, lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia ambil bagian dalam praktek yoga.
Yoga menjadi industri dengan pertumbuhan tercepat keempat di AS pada 2016 dengan menjadi tren kebugaran.
Namun, beberapa praktisi telah memperingatkan yoga semakin dipasarkan sebagai latihan gaya hidup yang trendi dan dipisahkan dari akar tradisionalnya dalam agama Hindu serta perannya dalam budaya Asia Selatan, yang mereka katakan sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait