Untuk memprosesnya, tokek yang telah dia beli dari para penangkar dan pemburu kemudian dikeluarkan semua isi perutnya. Setelah itu kulit dan daging yang masih menempel di jepit dan di oven.
Proses oven sendiri dilakukan hingga 15 jam, tujuannya untuk mengawetkan tokek. Dengan dibantu enam orang karyawan, Eko mampu menghasilkan 750 hingga 1.500 dendeng tokek dalam sehari.
Dia mengatakan, permintaan dendeng tokek ini masih cukup tinggi karena digunakan sebagai bahan ramuan obat di Tiongkok.
“Satu pasang dendeng ukuran lebar bentangan antara 10-15 cm dijual ke pengepul dengan harga Rp9.000-Rp19.000,” katanya.
Eko mengungkapkan, meski bisnis dendeng tokek ini menjanjikan, namun sejauh ini bisnis dendeng tokek masih kurang diminati. Untuk memenuhi permintaan pasar, Eko biasanya selalu melakukan pengiriman setiap seminggu sekali.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait