PURBALINGGA, iNewsPurwokerto.id- Sisa rintik hujan masih membasahi tempat kelahiran Jenderal Soedirman siang ini. Beberapa ruas jalan masih menggenang air sisa hujan yang telah bercampur tanah meninggalkan warna kecokelatan.
Aroma basah air hujan masih sangat terasa, sejuk dan menenangkan. Beberapa burung bercuitan, seiring redanya hujan siang ini.
Suryati, seorang bidan desa keluar dari KUA kecamatan bersama calon suaminya yang seorang tentara. Dengan motor lamanya, mereka pergi meninggalkan KUA menuju pasar mencari berbagai keperluan untuk pernikahan mereka yang tinggal menghitung hari.
Gunung Slamet nun agung nampak gagah seiring cahaya matahari yang mulai menyapu awan gelap. Awan-awam putih di sekeliling Gunung Slamet dan birunya langit membuatnya semakin terlihat kokoh saja. Di antara hamparan hijaunya sawah.
Raut bahagia terlihat jelas dari wajah Suryati. Meskipun malam harinya, Suryono, sang kekasih harus meninggalkannya lagi dan kembali ke Semarang demi tugasnya sebagai seorang tentara.
Namun, kebahagiaan sejoli ini pupus setelah datangnya surat dari KODAM. Yang bertuliskan tidak diberikannya izin menikah antara Suryono dengan Suryati.
"Tidak diberikan izin menikah, karena saudara Suryati keturunan dari saudara Zakiman yang pernah terlibat dalam organisasi PKI," dalam surat yang diterima Suryono disertai fotokopi KTP dengan kode ET tertera di dalamnya seperti yang dikutip iNewsPurwokerto.id dalam film Izinkan Aku Menikahinya karya Raeza Raenaldy Sutrimo.
Kalut, bingung, putus asa menyelimuti keduanya. Kebahagiaan di depan mata pupus begitu saja hanya karena sepucuk surat.
"Sekarang kamu sudah menjadi tentara, gagah, berani mati membela negara. Pada kenyataannya tidak berani mati membela janji sendiri, mas!", kata Suryati dengan wajah merahnya dan air mata yang tak juga berhenti mengalir.
Seperti yang dilansir iNewsPurwokerto.id melalui laman YouTube CLCPurbalingga, film fiksi Izinkan Aku Menikahinya ini berhasil menyabet juara 1 FFPI Kompas TV pada tahun 2016.
Editor : Alfiatin
Artikel Terkait