CILACAP, iNews.id- Suasana begitu riuh, ketika jarum jam menunjukkan pukul 10.00 WIB dan sirine tanda tsunami dibunyikan pada Senin (26/4/2021). Ratusan warga dari sejumlah dusun di Desa Bunton dan Gombolharjo, Kecamatan Adipala, Cilacap berlarian menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman. Para petugas dari relawan, TNI dan Polri membantu evakuasi para korban bencana.
Begitulah suasana simulasi bencana tsunami dalam rangka Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) yang digelar di Cilacap. Meski simulasi, tetapi warga mengikutinya dengan serius. Mereka benar-benar mempraktikkan bagaimana jika terjadi bencana tsunami sungguhan. Hal itu sengaja ditekankan supaya masyarakat sadar dan terus siap siaga kalau terjadi bencana tsunami.
Sebab, wilayah Cilacap memang rawan terjadinya tsunami. Apalagi sejarah telah membuktikan bahwa pada 17 Juli 2006 silam, telah terjadi tsunami di Cilacap. Tsunami di Cilacap merupakan imbas dari adanya gempa bumi di Pangandaran dengan kekuatan 7,7 SR. Kejadian itu menewaskan lebih dari 600 orang baik di Jabar maupun di Cilacap, Jateng.
“Simulasi digelar dalam rangka Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional. Simulasi melibatkan 100-an orang dan digelar di Kecamatan Adipala. Ada dua desa yang mengikuti yakni Bunton dan Gombolharjo,”kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap Tri Komara Sidhy.
Menurut Tri Komara, simulasi tsunami sengaja digelar di Adipala, karena sejumlah desa di kecamatan tersebut berada di wilayah pesisir yang rawan terjadinya tsunami. “Tujuan dari simulasi adakah bagaimana warga terus diingatkan supaya tetap siap siaga sewaktu-waktu. Karena memang wilayah Cilacap merupakan daerah rawan tsunami,”ujarnya.
Dengan digelarnya simulasi, maka warga diingatkan siap untuk selamat, artinya kalau terjadi bencana warga dapat menyelamatkan diri. Evakuasi mandiri menjadi hal penting pada saat bencana terjadi. Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji menambahkan dengan adanya simulasi, maka masyarakat akan terlatih bagaimana bertindak ketika terjadi bencana. “Evakuasi mandiri ditekankan ke tempat yang lebih aman. Masyarakat juga diajak mengenali bencana di sekitar kita dan mengurangi risikonya,”pungkasnya.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait