JAKARTA, iNews.id - Gunung Semeru yang terletak di Jawa Timur mengalami erupsi pada Sabtu (4/12/2021). Material vulkanik mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Sapiturang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang mulai tampak pada pukul 15.20 WIB.
Kejadian ini menyebabkan jatuhnya banyak korban jiwa. Hingga hari ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban jiwa akibat bencana ini telah mencapai 14 orang, dengan lebih dari 5.000 orang merasakan dampak erupsi.
Selain itu, ada 8 desa yang turut merasakan dampak dari musibah ini, di antaranya Sumberwuluh, Sumbermujur, Penanggal, Candipuro, dan Sumber Rejo.
Seluruh desa ini berada di kecamatan Candipuro. Ini bukan kali pertama gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut mengalami erupsi.
Menurut Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari, sejarah mencatat bahwa sejak tahun 1818 Gunung Semeru telah berulang kali memuntahkan semburan awan panas dan lava. Letusan pertama Semeru tercatat pada tanggal 8 November 1818. Berikut catatan erupsi Gunung Semeru selama 100 tahun terakhir.
1.21 September 1941 hingga Februari 1942
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat adanya leleran lava yang berasal dari Gunung Semeru setinggi 1.400 hingga 1.775 meter. Material vulkanik yang berasal dari perut bumi ini kemudian dilaporkan menimbun pos pengairan Bantengan pada saat itu.
2. Tahun 1945 hingga 1960
Setiap tahun dalam periode ini, Gunung Semeru terus menunjukkan keaktifan vulkanisnya dengan mengeluarkan muatan panas. Setelah sempat berhenti mengeluarkan material vulkanis selama 1948 hingga 1949, Gunung Semeru kembali beraksi pada 1950.
3. Desember 1977 hingga 1989
Setelah 17 tahun tanpa aktivitas vulkanik yang membahayakan warga sekitar, Gunung Semeru kembali mengeluarkan muntahan lava panasnya pada 1 Desember 1977. Guguran lava menghasilkan awan panas sebanyak 6,4 juta meter kubik yang menerpa hingga sejauh 10 kilometer di Besuk Kembar. Tidak hanya daerah Besuk Kembar, daerah Besuk Kobokan juga dikabarkan mengalami kerugian yang mengakibatkan rumah warga dan fasilitas publik rusak. Aktivitas vulkanik ini terus berlanjut hingga tahun 1989
4. Tahun 1990 Gunung Semeru mengeluarkan muatan awan panasnya kembali pada tahun 1990, tepatnya pada bulan November hingga Desember. Peristiwa ini disebabkan oleh terbukanya kubah kawah Jonggring Seloko, yang terus terbuka hingga saat ini.
5. Tahun 1992 Letusan stromboli mengalir pada bulan November dan Desember tahun 1992. Hal ini dibarengi degan pembentukan kubah dan lidah lava sepanjang 1,5 kilometer.
6. Tahun 1994 Di tahun ini, letusan terjadi selama dua hari berturut-turut pada 2 hingga 3 Februari 1994. Pada 2 Februari, sebanyak 9 letusan sengan ketinggian 500 meter serta 34 kali guguran lava ke arah Busuk Kembar sejauh 1 kilometer. Hari selanjutnya, pukul 03.50 WIB terjadi hujan abu yang diikuti dengan awan panas. Pada 13 Februari, tercatat 7 orang tewas akibat awan panas dan 2 orang hanyut oleh lahar.
7. Tahun 2002
Sejak April 2002, hujan lava pijar meningkat hingga 610 kali. Mulai Agustus, aktivitas ini menurun hingga 93 kali, sampai Desember 2002. Namun, hujan lava pijar digantikan dengan awan panas pada bulan Desember. Pada 23 hingga 27 Desember, terjadi 23 kali letusan serta guguran lava yang memasuki Besuk Kembar sejauh 250 meter. Pada 29 Desember, awan panas memasuki Besuk Bang sejauh 9.000 meter. Kemudian pada 30 Desember, aliran awan panas lain masuk ke Besuk Bang sejauh 2.000 meter.
8. Tahun 2004
Awan panas memasuki Besuk Bang sejauh 2.500 meter pada 20 Januari 2004, diikuti dengan awan panas yang masuk ke Besuk Bang sejauh 1.000 meter pada 7 Oktober.
9. Tahun 2005
Pada 29 Desember 2005, terjadi luncuran awan panas yang masuk ke Besuk Bang sejauh masing-masing 1.000 m hingga 2.500 m.
10. Tahun 2007 Luncuran awan panas sejauh 1.000 m yang masuk ke Besuk Bang terjadi pada 15 November 2007.
11. Tahun 2008 Pada tahun ini terjadi 16 kali guguran awan panas yang jatuh mulai 15 Mei hingga 22 Mei 2008 dan mengarah ke Besuk Bang, besuk Kembar, dan Besuk Kobokan dengan jarak luncur hingga 2.500 meter.
12. Tahun 2016
Guguran lava terjadi pada 13 Februari 2016 pukul 06.20 WIB, mengalir sejauh 2,5 kilometer. Akibat dari bencana ini, jalur pendakian ditutup secara total.
13. Tahun 2019
Erupsi setinggi 600 meter terjadi di puncak Gunung Semeru pada 26 Juni 2019 pukul 08.30 WIB.
14. Tahun 2020
Beberapa erupsi Gunung Semeru terjadi sejak bulan Januari hingga April 2020. Pada 18 dan 24 Januari, tinggi erupsi kurang lebih sekitar 400 meter di atas puncak. Pada 29 Februari, ada guguran lava pijar sejauh 1 kilometer dari pusat guguran. Pada 3 Maret, awan panas mengenai Besuk Kembar dan Besuk Bang sejauh 3 kilometer. Pada 17 April, ada guguran awan panas yang mengarah ke Besuk Bang.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait