PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id - Kerja keras memang tidak akan mengkhianati hasil. Begitu juga yang dilakukan jajaran Dinas Pendidikan (Dindik) Banyumas.
Jika awal November lalu, ranking pemanfaatan Platform Merdeka Pengajar (PMM) masuk ranking 31 dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah, kini sudah menembus 4 besar.
Kepala Dindik Banyumas Joko Wiyono mengatakan bahwa melejitnya ranking pemanfaatan PMM tidak lepas dari kerja keras seluruh sekolah baik SMP, SD dan PAUD dengan jajaran Dindik. “Semua bekerja keras dan alhamdulillah, saat sekarang sudah masuk 4 besar. Kita juga akan dorong terus bisa masuk 2 besar,”kata Joko pada Rabu (30/11/2022).
Menurut Joko, pada awal menjadi Kepala Dindik, dirinya langsug disodor PR berat. Yakni ranking pemanfaatan PMM Banyumas yang masuk terseok di ranking 31 dari 35 kabupaten/kota.
“Padahal, PMM penting, karena merupakan platform edukasi yang menjadi teman penggerak untuk guru dalam mewujudkan pelajar Pancasila. Selain itu, pendukung guru agar dapat mengajar sJoko esuai dengan kurikulum Merdeka dengan lebih baik, meningkat kompetensi dan berkembang secara karier,”paparnya.
Dijelaskan oleh Joko, dalam PMM ada tiga jenis kegiatan yakni mengajar, belajar dan berkarya.
“Dengan kondisi awal yang memprihatinkan tersebut, kita melakukan evaluasi dan menggerakkan potensi yang ada. Tujuannya adalah untuk meningkatkan grade adaption rate PMM dari 31 menjadi 5 besar,”jelasnya.
Yang dilaksanakan, lanjut Joko, adalah pihaknya mengumumkan untuk memaksimalkan setiap potensi yang ada.
“Setiap kali ada kesempatan pertemuan, maka saya akan meminta supaya semua bergerak bersama. Mulai dari Kabid, Kasi, pengawas, pemnilik, kepala sekolah dan guru. Kemudian juga melakukan pendampingan dan evaluasi,”katanya.
Menurutnya, pada 4 November, Banyumas di peringkat 31, kemudian naik drastis menjadi peringkat 19 pada 11 November. Kemudian, pada 18 November menjadi peringkat 10 serta pada 24 November menembus ranking 4 besar Jawa Tengah. “Sekali lagi ini merupakan kerja keras semua pihak,”ujarnya.
Joko mengatakan upaya yang dilakukan bukan tanpa kendala. Namun, kendala tersebut telah dipetakan. Yakni daerah yang akses internetnya sulit dan masih ada beberapa tenaga pendidikan yang belum terlalu tahu teknologi. “Namun, ini nanti bisa dicarikan solusinya, salah satunya adalah pendampingan oleh guru lainnya,”tambahnya.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait