BANYUMAS, iNewsPurwokerto.id - Novel bahasa Banyumasan “Kaki Tupon lan Nini Rikem” karya Umi Asmarani mendapatkan apresiasi dari sastrawan Ahmad Tohari saat diluncurkan di Gubuk Carablaka Tinggarjaya, Jatilawang, Banyumas, Sabtu (24/12) lalu. Novel yang berisi cerita Banyumasan ini diterbitkan olah Satria Publisher dan juga tayang di INews Purwokerto secara berseri.
Camat Jatilawang Arif Triyanto dalam sambutannya mengatakan bahwa bahasa Banyumas sangat perlu untuk terus ditingkatkan dalam dunia literasi. Apalagi sekarang ini, banyak generasi muda dan anak-anak yang tidak mengerti lagi bahasa ibu atau bahasa Banyumasan.
"Seni budaya Banyumas yang tersebar di berbagai desa hendaknya terus dijaga atau dilestarikan," kata Arif dalam keterangannya, Senin (26/12/2022).
Dalam kesempatan itu, maestro prosa dalam sejarah kesusastraan Indonesia Ahmad Tohari menuturkan jika minat baca di lingkungan masyarakat dan generasi muda masih sangat memprihatinkan. Sastrawan yang setia berkarya menulis prosa realisme yang kental dengan pengalaman hidup kedesaan dan mengangkat cerita masyarakat lapisan bawah ini pun mengungkapkan jika seorang penulis yang baik adalah seorang pembaca yang baik pula.
“Novel Kaki Tupon lan Nini Rikem ditulis dengan bahasa yang sangat mblaketaket, khas Banyumasan. Untuk pendistribusian novel ini agar lebih luas jangkauannya, tentu perlu kerja sama dan perhatian dari Dinas Pendidikan Banyumas," ucap penulis trilogi Ronggeng Dukuh Paruk ini.
Sedangkan menurut Umi Asmarani, penulis novel Kaki Tupon lan Nini Rikem mengatakan jika novel yang ditulis ini kental dengan bahasa ngapak banyumasan yang mengangkat kisah atau suasana pedesaan, yaitu sebuah keluarga tukang nderes yang miskin tetapi berjuang keras menyekolahkan anak-anaknya hingga akhirnya sukses. Kemiskinan tidak menghalangi seseorang untuk menggapai cita-citanya.
“Novel ini adalah seri pertama yang sudah terbit. Seri berikutnya, dalam waktu tidak lama lagi, insya Allah juga segera terbit. Mohon doa, kritik dan sarannya. Saya juga berupaya dan ingin sekali Bahasa Penginyongan tetap bisa terjaga, bisa eksis di tengah hiruk-pikuk perubahan dan kemajuan zaman,” ujar Umi Asmarani, seorang ibu bersahaja dengan dua putri ini.
Pada acara peluncuran novel ini juga dimeriahkan dengan pembacaan petikan novel oleh Presiden Geguritan Banyumas Wanto Tirta. Selain itu dihadiri oleh sejumlah penyair, seniman dan budayawan dari Banyumas Raya, seperti Trisnatun Buyaranaatmaja, Eddy Pranata PNP, Yanwi Mudrikah, Siti Rofikoh, Sugi The Rich, Adiyanto, Akhmad Mubarok dan puluhan fans Kaki Tupon dan Nini Rikem.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait