PRABOWO Subianto menceritakan kembali keteladan mendiang Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar. Dia menyebut Wismoyo merupakan sosok yang banyak memengaruhi dirinya.
”Ajaran-ajaran beliau memengaruhi pribadi saya. Ajaran utama beliau ke anak buahnya selain patriotisme yang menjadi ciri khas angkatan ’45 adalah harus selalu berpikir, berbuat dan bertutur kata yang baik. Jangan izinkan berpikir buruk terhadap orang lain. Itu ajaran beliau yang selalu melekat dalam hati saya,” tulis Prabowo dalam buku biografinya berjudul “Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto,”
Pertemuan pertama dengan Wismoyo, kata Prabowo, terjadi saat dirinya masuk Kopasandha. Saat itu, dirinya masih berpangkat Letnan Dua (Letda) sedangkan, Wismoyo menjabat sebagai Wakil Asisten Pengamanan (Waaspem) Danjen Kopasandha berpangkat Letkol. ”Ketika itu kami hanya tahu beliau adalah adik ipar Pak Harto. Istri beliau adalah adik Ibu Tien Soeharto,” tutur Prabowo.
Menhan Prabowo Subianto saat menjadi prajurit Kopassus. Prabowo merupakan lulusan Akmil 1974. (Foto: IG/Prabowo Subianto).
Prabowo menyebut pada awalnya tidak begitu dekat dengan Wismoyo. Namun pada 1978, Wismoyo diangkat menjadi Komandan Group 1 Para Komando dari Kopasandha. ”Dengan begitu beliau menjadi komandan group kami. Saya waktu itu Komandan Kompi 112. Saya pun mulai mengenal sosok Pa Wismoyo Arismunandar,” kata
Menurut Prabowo, Wismoyo, merupakan pemimpin yang selalu mengutamakan semangat dan bergembira, karena itu beliau selalu mendorong agar seluruh prajurit bersemangat saat bertepuk tangan. Hal yang paling berkesan bagi Prabowo adalah ketika dirinya akan berangkat operasi pertama kali ke Timor-Timur pada akhir Oktober 1978. Saat itu, Prabowo menjabat sebagai Komandan Kompi.
”Pukul 20.00 WIB malam, sebelum saya take off pukul 04.00 WIB dari Bandara Halim Perdanakusuma, beliau memanggil saya. Beliau menanyakan persiapan saya yang akan menjalankan operasi,” ucap Prabowo.
Prabowo menjelaskan jika semua peralatan sudah disiapkan mulai dari senjata, peluru, kompas hingga obat-obatan. Namun, kata Prabowo, Wismoyo kembali menanyakan apalagi yang harus dipersiapkan. Bahkan pertanyaan itu dilakukan hingga berulang-ulang. “Saya bingung mau jawab apa lagi karena sudah disebutkan semua perlengkapan sudah disiapkan,” ucapnya.
Wismoyo kemudian menjelaskan maksud pertanyaannya tersebut. ”Dia menyampaikan bahwa saya masih muda, bertanggung jawab atas 100 nyawa pasukan dan akan menghadapi bahaya maut karena itu dia mengingatkan saya untuk dekat kepada Tuhanya Yang Maha Kuasa. Barulah saya sadar. Beliau lalu masuk kamar dan saat keluar membawa bungkusan isinya sajadah. Dia meminta saya menaruh sajadah itu dalam ransel selama bertugas dan menggunakannya,” kenang mantan Danjen Kopassus ini.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait